Sonora.ID - Cerpen atau cerita pendek, sama seperti namanya, adalah cerita yang cenderung lebih pendek daripada novel dan termasuk sebagai karya sastra.
Layaknya karya sastra lainnya, cerpen pun bisa mengandung atau membahas berbagai tema, termasuk salah satunya adalah persahabatan di sekolah.
Sekolah menjadi lingkungan tempat kita bertumbuh, berkembang, belajar, dan bersosialisasi pada masa kecil, sehingga banyak orang yang menemukan sahabat dan teman dekat di lingkungan sekolah bahkan awet hingga dewasa.
Berikut ini adalah 12 contoh cerpen tentang persahabatan di sekolah.
Baca Juga: 7 Contoh Cerpen Singkat Bermakna yang Inspiratif dan Tidak Membosankan
1. Mona Lisa - Grace Paris
Cahaya matahari begitu bersinar pagi ini, Lisa siswi SMA yang sedang terburu-buru ke sekolah terlihat begitu bersemangat tetapi baru di gerbang sekolah terlihat mobil mewah terparkir dan tak beberapa lama kemudian seorang gadis turun sambil dipapah kemudian didudukkan di kursi roda, sambil tersenyum Lisa menghampirinya “Mona”, sapa Lisa dan gadis bernama Mona itu memegang tangan Lisa, “biar Lisa saja yang mendorongku”, ucap Mona pada pengasuhnya.
Mereka berdua melewati lorong sekolah menuju ke kelas, sepanjang perjalanan mereka menjadi bahan tontonan, Lisa dan Mona memang sudah lama bersahabat sejak kecil namun, keadaan Mona yang lumpuh karena sebuah kecelakaan tak membuat persahabatan mereka luntur bahkan Lisa senantiasa menemaninya.
Di sekolah hampir dikatakan mereka selalu bersama bahkan mereka satu kelas, layaknya saudara kandung karena Mona sendiri memang anak tunggal sedangkan Lisa mempunyai seorang kakak tiri yang tidak tinggal bersamanya yang bahkan belum pernah Mona lihat. Setiap akhir pekan mereka saling mengunjungi, bermain dan belajar bersama, namun akhir-akhir ini Mona merasa aneh dengan sikap Lisa, bila Ia ke rumah Lisa saat akhir pekan Ia selalu tidak dapat menemui Lisa, ketika Mona mencoba mengkonfirmasinya Lisa mengungkapkan berbagai alasan.
Suatu hari saat pulang sekolah Lisa dan Mona berjalan-jalan di halaman belakang sekolah, nampak seorang pemuda yang merupakan kakak kelas mereka bernama Willy untuk waktu yang lama Mona tak berhenti menatap pemuda itu. Willy memang terlihat jarang berada di sekolah karena terkenal dengan kenakalannya dan sering bolos tetapi anehnya selalu mendapat nilai tertinggi di ujian.
“Tunggu..” ucap Mona saat Willy melewatinya
“Ada apa?” ucap Willy datar
“Ohh tidak..” gugup Mona dan Willy dengan cueknya terus berjalan.
Sejak pertemuan itu Mona selalu tampak ceria dan sering mengunjungi halaman belakang sekolah. Disana, dia pun akhirnya bisa mengobrol dengan Willy. Melihat itu, Lisa sangat senang karena Mona yang selama ini ia kenal tidak begitu ceria. Sejak ia lumpuh, Lisa pun juga hanya mengamati dari kejauhan. Menurutnya jika Mona bahagia maka dirinya juga bahagia bahkan ia tak ingin Mona sedih suatu hari nanti.
Mona akhir-akhir ini sibuk dengan pertemuannya dengan Willy. Ia tak pernah melihat Lisa kecuali dalam kelas. Merasa bersalah dengan sikapnya sendiri, Mona memutuskan mencari Lisa dan setelah mencari kemana-mana kini Ia harus dihadapkan apa yang dilihatnya. Lisa sedang memeluk Willy. Namun, isak tangis Mona ternyata terdengar oleh Willy dan Lisa.
“Mona.. itu.. gak..” belum sempat Lisa menjelaskan, Mona telah pergi. Namun, karena terlalu sedih, dirinya tak tahu harus kemana dan keluar dari sekolah. Tiba-tiba, Mona malah tertabrak di jalan dan dilarikan ke rumah sakit.
Untuk beberapa hari Mona mengalami koma dan setelah sadar, dirinya melihat keluarganya dan Willy
“Untuk apa kau ke sini?”, tanya Mona sinis kepada Willy.
“Lihat ini..”, Willy memberinya cermin.
“Apa maksudmu? Wajahku tak apa-apa..” ucap Mona sambil bercermin.
“Mata..dan ini dia titipkan untukmu”, ucap Willy keluar meninggalkan Mona dan keluarganya.
‘Hai Mona.. apa kamu baik-baik saja? Ku harap begitu, aku minta maaf atas semuanya bahkan untuk kenangan buruk yang kau lihat sebelum kecelakaan itu. Aku harap kau tak salah paham atas diriku dan Willy. Dia itu kakak tiriku yang belum pernah kau lihat. Aku hanya menyesal tak dapat menemuimu tetapi aku dapat melihat dunia bersamamu. Salam Lisa’ tulis Lisa dalam sepucuk surat itu.
Mona menangis sambil membacanya dan mengetahui bahwa Lisa selama ini mengidap sakit kanker dan selalu pergi berobat saat akhir pekan. Mata yang dirinya ‘pakai’ saat ini adalah milik Lisa.
(8 November 2014)
2. Arti Persahabatan - Tafassahu
Nikmatnya bila semua serba tercukupi, semua keinginan bisa terpenuhi sampai barang apapun bisa dibelinya, itulah riska, seorang anak dari konglomerat yang sangat kaya, Ibu dan Ayahnya adalah pengusaha besar yang berada di daerah Jakarta. Namun, hal yang sangat baik dari keluarga itu adalah mereka mampu bersikap dan berperilaku layaknya orang biasa, bersopan santun, ramah terhadap tetangga begitupun kepada orang-orang yang berkunjung ke rumahnya. Tak terkecuali dengan Riska, anaknya manis dan tidak pernah manja dengan orang tuanya, dia bisa bersikap baik terhadap semua orang termasuk teman-temannya sehingga banyak yang betah ketika bertamu ke rumahnya.
Salah satu sahabat terbaik Riska yaitu Ika, dia berasal dari keluarga sederhana, rumahnya yang masih satu kecamatan dengan Riska, membuatnya gampang untuk bermain atau sekedar bertemu dengan Riska. Namun pada hari ini sahabatnya Ika tak pernah keliatan lagi, sudah hampir 3 minggu ini.
“Kok Ika ngga’ pernah keliatan? Kemana ya, biasanya dia selalu masuk sekolah”.
“Mungkin sakit”, jawaban dari Mama.
“Kalo begitu coba nanti sore aku pengen ke rumahnya lagi”, kata Riska sangat bersemangat.
Sudah beberapa kali Riska mengetuk pintu, tetapi tak ada jawaban dari dalam rumah, kemudian tiba-tiba muncul orang dari sebelah rumah.
“Ada apa mba”, tanya orang lelaki itu
“Saya mau mencari teman saya , Ika namanya”, jawabnya cepat
Alangkah terkejutnya Riska mendengar jawaban dari lelaki itu, jika Ika yang selama ini dia kenal dan menjadi sahabatnya mengontrak di rumah itu, kemudian kembali ke desanya karena menurut kabar orang tuanya sudah berhenti bekerja akibat di PHK oleh perusahaannya.
Sekembalinya Riska ke rumah, ia hanya bisa melamun dan tidak bisa berbuat apa – apa. Lantas ia pun bergegas ingin mencari Ika di desanya. “Mama, aku ingin mencari Ika, biarkan dia bisa melanjutkan sekolahnya lagi”, tanyanya
“Baiklah kalo itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamat Ika dahulu”, jawab Mamanya dengan penuh perhatian
Akhirnya keinginan Riska terpenuhi, dan selama beberapa jam bertanya-tanya di tempat pedesaan yang pernah Riska ketahui, bisa menemukan alamat rumah Ika. Kedatangannya pun disambut haru dan isak tangis oleh keluarganya termasuk Ika. Pelukan hangat di antara mereka menjadikan persahabatan semakin erat.
“Ika, kedatanganku sama keluarga ingin mengajakmu kembali bersekolah sekaligus ikut kami ke Jakarta lagi”, kata Riska.
“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir biar saya yang menanggungnya”, lanjut Papa Riska.
“Baiklah bila Riska dan Bapak Ibu menghendaki dan memberikan kesempatan itu pada saya, saya sangat bersyukur dan banyak mengucapkan terima kasih atas kebaikan Riska dan keluarga”, jawabnya Ika diselingi haru yang luar biasa.