Sonora.ID - Pemerintah kini terus melakukan percepatan, dalam rangka pengembangan ekosistem baterai listrik di Indonesia.
Menteri Invetasi, sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan rencana investasi Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia.
"Alhamdulillah tadi arahannya (Presiden) kita akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng," jelas Bahlil dalam keterangannya usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan para menteri kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, (31/05/2023), terkait perkembangan investasi di Indonesia dan rencana pengembangan industri baterai listrik terintegrasi.
Menurut Bahlil, Presiden pun meminta agar percepatan pembangunan ekosistem tersebut dapat dilakukan utamanya dalam proses administrasi, namun harus tetap dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai," ujarnya.
Bahlil pun mengatakan, investasi yang melibatkan konsorsium dari Inggris dalam membangun ekosistem baterai listrik ini, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dunia, dan perusahaan nasional PT Aneka Tambang (Antam), dengan investasi mulai dari tambang hingga sel baterai.
"Investasi kurang lebih sekitar 9 billion USD dalam rencana. Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell," ungkap Bahlil.
Pada tahap pertama produksi, Bahlil berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh)
Sementara, untuk tahap selanjutnya, Bahlil menargetkan, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri.