Tasikmalaya, Sonora.ID - Pemulihan ekonomi global yang berkembang sangat dinamis menciptakan tantangan besar terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional.
Ada 5 (lima) tantangan yang mengemuka dan saling berkaitan serta perlu diwaspadai yang akan berdampak terhadap perekonomian nasional:
- perlambatan ekonomi dunia
- peningkatan inflasi
- peningkatan suku bunga acuan
- pelemahan nilai tukar Rupiah
- fenomena “cash is the king” sejalan dengan persepsi investor menarik dananya dari negara berkembang.
Dalam rangka memperkuat magnitude sinergi dan kolaborasi dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, Bank Indonesia Jawa Barat (BI Jabar), BI Tasikmalaya, ISEI se-Jawa Barat, dan berbagai stakeholders pentahelix menyelenggarakan “Sarasehan WJES Priangan Timur”, Selasa (13/6/2023) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya.
"Ini merupakan rangkaian dari WJES Jawa Barat merupakan respon Jawa Barat dalam menghadapi tantangan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kinerja ekonomi Jawa Barat," ucap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang Pramono dalam siaran persnya, Selasa (13/6/2023).
Menurutnya, upaya mendorong hilirisasi pertanian dan industri dapat dilakukan dengan mengoptimalkan investasi di wilayah Priangan Timur. Namun pada kenyataanya, realisasi investasi di Priangan Timur memiliki porsi yang sangat kecil (dibawah 1%) apabila dibanding wilayah lain di Jawa Barat.
Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur konektivitas yang belum memadai seperti wilayah lain di Jawa Barat. Maka dari itu, penguatan konektivitas menjadikan benang merah akselerasi perekonomian Priangan Timur.
Dikemukakan juga bahwa sarasehan WJES Priangan Timur 2023 ini diharapkan menjadi salah satu wadah untuk meramu kebijakan implementatif dalam rangka mendorong akselerasi pemulihan dan ketahanan ekonomi melalui penguatan sektor industri agro untuk menjaga stabilitas harga.
Sedangkan Ketua ISEI Bandung Koordinator Jawa Barat Prof. Martha Fani Cahyandito menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung stabilitas inflasi, penguatan sektor agroindustri untuk mendukung stabilitas harga pangan dan persaingan yang sehat.
"Untuk berdaya saing memerlukan sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Sektor agroindustri sendiri merupakan sektor potensial di Jawa Barat khususnya wilayah Jawa Barat Selatan ( Priangan Timur) mengingat kondisi geografis yang sangat cocok untuk pengembangan agroindustri," kata Prof. Martha Fani Cahyandito.
Selain mendukung stabiltas harga, lanjutnya, pengembangan sektor agroindustri dapat dikembangkan untuk pengembangan sektor pariwisata. Namun demikian, mengingat keterkaitan antar wilayah di Priangan Timur masih menjadi tantangan, maka dukungan konektivitas yang baik sangat diperlukan.
Pada kegiayan ini juga ada diskusi publlik dengan materi yang disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, Ketua Asosiasi Agrobisnis Indonesia Wilayah Priangan Eddy Renaldi, dan ketua Koperasi Produsen Mitra Kelapa Pangandaran Yohan Wijaya, beberapa poin penting dalam edukasi antara lain:
Konektivitas memiliki peran penting dalam pembangunan suatu daerah untuk memungkinkan mobilitas barang dan orang menjadi lebih efisien, meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan dan peluang ekonomi, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Untuk memperkuat hilirisasi agroindustri diperlukan beberapa langkah konkret diantaranya analisis nilai tambah, infrastruktur dan fasilitas yang memadai, riset dan pengembangan, kebijakan dan regulasi yang mendukung, keterampilan SDM, kemitraan dengan sektor swasta, akses ke pembiayaan, promosi dan pemasaran, dan mendorong kerjasama baik intra maupun antar wilayah.
Penetapan kawasan industri berbasis agro melalui pendekatan klaster agribisnis (keterkaitan on farm – off farm – industri dalam satu wilayah) yang berorientasi pasar domestik-internasional; dukungan kebijakan pembangunan tenaga kerja industri agro melalui pengembangan pendidikan vokasi agroindustri, pelatihan agroindustri berbasis kompetensi, dan magang industri, serta adanya insentif pajak seperti tax holliday dan tax allowance untuk menarik minat investasi.
Perencanaan secara menyeluruh (end-to-end) mulai dari produsen, distributor, hingga penjualan, yang didukung dengan teknologi, inovasi, dan kemampuan SDM menjadi kunci sukses dalam mewujudkan industri agro di Priangan Timur.
Hadir dalam kegiatan Pj. Walikota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah; Walikota Banjar, Ade Uu Sukaesih; Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang Pramono; Ketua ISEI Bandung Koordinator Jawa Barat, Prof. Martha Fani Cahyandito; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Aswin Kosotali; jajaran Forkopimda dan instansi vertikal, pelaku usaha, hingga akademisi di Priangan Timur yang hadir secara luring maupun daring.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News