Medan, Sonora.ID - Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS Sumut) pada Juni 2023, terjadi inflasi yoy sebesar 2,55 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,71 pada Juni 2022 menjadi 113,54 pada Juni 2023.
Disamping itu, Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2023 di lima kota IHK Sumatera Utara secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Kelima kota tersebut yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli.
” Dari lima kota IHK di Sumut, inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 3,88 persen dengan IHK sebesar 117,60 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,01 persen dengan IHK sebesar 114,79,” terang Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, melalui chanel YouTube BPS Sumut kepada awak media, Senin (3/7/2023).
Hasanudin menyebutkan, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,36 persen.
Kemudian, Pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,30; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,90 persen.
Selanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 2,03 persen; kelompok transportasi sebesar 11,82 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,57 persen.
Selain itu, kelompok pendidikan sebesar 0,55 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,38 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,09 persen.
Ia juga menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Juni 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, daging ayam ras, bawang putih, dan sewa rumah.
Adapun Tingkat inflasi month to month (mtm) Juni 2023 sebesar 0,31 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Juni 2023 sebesar 0,68 persen.
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi mtm, antara lain, bensin, ikan tongkol/ambu-ambu, jeruk, ikan dencis, angkutan udara, pepaya, dan emas perhiasan.