Find Us On Social Media :
Malam Gala Dinner dan Penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, sebagai rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 dengan tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju", di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu malam (5/7/2023). (Biro Hukum Kemenko PMK)

Menko PMK: Keluarga Bahagia, Negara Juga Bahagia!

Saortua Marbun - Rabu, 5 Juli 2023 | 13:45 WIB

Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pemerintah saat ini berusaha untuk menghindarkan keluarga Indonesia dari "Neraka Dunia".

Dia menerangkan, neraka dunia yang dimaksud adalah berbagai macam tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh keluarga Indonesia untuk menjadi keluarga bahagia.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Malam Gala Dinner dan Penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, sebagai rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 dengan tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju", di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu malam (5/7/2023).

Baca Juga: Alasan BKKBN Tunjuk Sumsel Jadi Tuan Rumah HARGANAS ke-30

"Kita sedang berusaha untuk menjauhkan keluarga kita dari neraka dunia. Neraka dunia di Indonesia secara desain teknokratik dirumuskan dalam tiga hal, pertama stunting, kedua kemiskinan ekstrem, ketiga berbagai macam penyakit sosial," ujarnya.

Pertama, permasalahan stunting. Muhadjir menjelaskan, masalah stunting merupakan masalah utama yang bisa membawa keluarga Indonesia mengalami neraka dunia. Dia mengatakan, masalah stunting harus diperangi dan dituntaskan untuk menjadi negara maju.

Saat ini, pemerintah terus menggencarkan upaya percepatan penurunan stunting di seluruh daerah, dengan target stunting nasional pada tahun 2024 menjadi 14 persen.

Kedua, permasalahan kemiskinan. Menko Muhadjir menyampaikan, keluarga miskin di Indonesia berdasarkan data BPS masih di atas 9 persen.

Kemudian, berdasarkan data World Bank, keluarga Indonesia yang masuk dalam kategori miskin ekstrem masih sebesar 1,4 persen. Muhadjir menyampaikan, Presiden menargetkan supaya miskin ekstrem nasional mencapai 0 persen pada tahun 2024.

Baca Juga: Pasar Modal Indonesia Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Sumut