Sonora.ID - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan di Indonesia saat ini pernikahan anak masih relatif tinggi, ia meminta masyarakat menghindari pernikahan dini karena lebih banyak mudarat atau hal yang membahayakan daripada manfaatnya.
"Pernikahan anak ini harus dihindari karena lebih banyak mudharat bahaya dari pada manfaat, termasuk risiko tinggi menghasilkan anak stunting" Ucap Ma'ruf Amin saat menghadiri Puncak Peringatan Harganas ke-30 di Banyuasin, Sumsel, Kamis (06/07/2023)
Statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta balita stunting adalah balita Indonesia.
"Dampaknya pada kualitas hidup individu, akibat munculnya penyakit kronis ketertinggalan kecerdasan dan kalah dalam persaingan. Setiap yang membawa bahaya ini dilarang oleh agama, artinya pernikahan dini juga dilarang dan harus dihindari"
“Saya juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak,” lanjut Wapres
Di samping itu, Kepala Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan, bahwa tantangan yang dihadapi keluarga Indonesia saat ini bukanlah ledakan penduduk, melainkan masih terjadinya kesenjangan dan bagaimana meningkatkan kualitas, khususnya percepatan penurunan stunting.
Hasto menjelaskan saat ini rata-rata perempuan menikah di usia 22 tahun, kondisi yang jauh berbeda dengan 15 tahun yang lalu dimana usia pernikahan ada pada 18 tahun hingga 19 tahun. Ia menyarankan bagi yang telah masuk usia produktif agar tidak menunda pernikahan.
"Kalau sudah siap menikah jangan ditunda karena kalau terlalu tua, risiko lahir stunting. Usia ideal 20 sampai 35 tahun" Jelas Hasto