Find Us On Social Media :
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani (kiri), akademisi FEB Unpad Bayu Kharisma (tengah), Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara (kanan) (Indra Gunawan)

Provinsi Jawa Barat Masih Menarik di Mata Investor

Indra Gunawan - Rabu, 2 Agustus 2023 | 17:05 WIB

Bandung, Sonora.ID - Sejauh ini Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih memiliki daya tarik yang besar bagi para investor untuk menyimpan dananya dalam mengembangkan bisnis. Hal itu dikarenakan Jabar memiliki faktor pendukung yang tak dimiliki wilayah lain. 
 
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengatakan, bahwa capaian investasi di Jabar sudah di angka 55 persen dari target Pemprov yaitu Rp 188 triliun. 
 
Adapun tercatat hingga semester I 2023, nilai investasi di Jabar mencapai Rp 103,6 triliun. 
 
Tingginya investasi itu tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai di Jabar sehingga para investor tetap memilih untuk menanamkan modalnya, meski upah para pekerjanya sudah terbilang tinggi. 
 
Baca Juga: Ini Kata Humas Daop 2 Terkait Dugaan Adanya Aliran Suap Ke Daop 2 Bandung
 
"SDM di Jabar ini produktivitasnya tinggi, jadi kalau dibandingkan dengan daerah lain yang upahnya lebih rendah, investor masih lebih banyak memilih berinvestasi di Jabar," ucap Nining dalam diskusi ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) Volume 1 di Hotel Best Western, Jalan Merdeka Bandung, Rabu (2/8/2023).
 
Nining mengatakan, Jawa Barat  hingga saat ini masih menggiurkan bagi para investor karena sejumlah infrastruktur yang mendukung. 
 
"Pembangunan Tol Cisumdawu, misalkan, itu sebagai salah satu infrastruktur yang mendukung dan bisa berdampak pada investasi di Bandara Internasional Kertajati (BIJB)," kata Nining.
 
"Pak Gubernur itu sudah door to door menawarkan investasi. Selain itu, di Jabar paling banyak trase jalan tol, kemudian didukung aksesibilitas yang memiliki kemantapan cukup tinggi, infrastruktur dasar penyediaan energi, (ketersediaan) bahan baku, dan air juga Jabar jadi salah satu lokasi yang paling banyak pilihannya," papar Nining.
 
Kemudian, lanjut Nining, dalam waktu dekat Pemprov Jabar bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, akan menggelar kegiatan "West Java Investmant Summit (WJIS) 2023" di Kota Bandung. 
 
"Pekan depan, pemprov Jabar bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, akan menggelar WJIS 2023, ini bertujuan menawarkan proyek investasi kepada para investor," ucap Nining.
 
"Di WJIS, kami dari Pemprov atau yang dari swasta akan mempresentasikan beragam materi di hadapan para calon investor," ucapnya.
 
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar, Cucu Sutara mengungkapkan, Jawa Barat sebagai juara investasi perlu dilakukan penetrasi agar dampaknya lebih terasa bagi masyarakat. 
 
"Diperlukan sinergi dan kolaborasi, baik itu antara pemerintah, pengusaha, dan lainnya. Dengan begitu, investasi yang masuk ke Jawa Barat bisa dirasakan oleh semua pihak," kata Cucu. 
 
Cucu meminta agar pihaknya bisa dilibatkan dalam pembentukan kebijakan investasi. 
 
"Jumlah pengusaha masih di bawah 2 persen, ini belum terlalu berpengaruh terhadap daya saing. Silahkan pemerintah membuat  kebijakannya, dan kami Kadin siap mengimplementasikan,” jelasnya.
 
Baca Juga: Mulai 1 Agustus, KAI Commuter Sesuaikan Kapasitas Pengguna Bagi 3 Commuter Line di Wilayah 2 Bandung
 
Sedangkan, akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Bayu Kharisma memaparkan, berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi di luar Jawa pada triwulan I tahun 2023 memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan Jawa, yaitu 52,6 persen dengan nilai sebesar Rp 172,9 triliun. 
 
Tingginya kontribusi luar Pulau Jawa terhadap total realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I itu menunjukkan bahwa pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia sentris. 
 
"Secara total Jawa Barat memang juara, namun untuk investasi PMA justru Sulawesi Tengah itu tertinggi," kata Bayu.
 
Berdasarkan lokasi, ada lima provinsi. Namun dengan realisasi PMA terbesar pada triwulan I tahun 2023 adalah Sulawesi Tengah sebesar Rp 28,8 triliun. 
 
"Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan serapan investasi sebesar Rp 28,1 triliun, dan disusul DKI Jakarta, Banten, dan Riau," papar Bayu.
 
Bayu juga memaparkan, berdasarkan negara asal PMA, investasi Jawa Barat didominasi oleh investor asal Jepang dengan nilai investasi sebesar Rp 8,37 triliun untuk 1.757 proyek, diikuti oleh Tiongkok dengan nilai investasi sebesar Rp 3,96 triliun untuk 306 proyek.