Sonora.ID - Kamu dapat menyimak penjelasan tentang 20 contoh teks diskusi berbagai tema yang singkat, padat, dan jelas berikut ini.
Teks narasi merupakan jenis teks berisikan pendapat atau gagasan yang dikemukakan untuk membahas atau menyelesaikan suatu permasalahan.
Ada banyak sekali contoh teks diskusi yang dapat kamu jadikan sebagai referensi karena jenis teks ini mudah sekali ditemukan pada acara formal.
Melalui contoh teks ini, kamu pun bisa mendapatkan menyajikan perspektif yang berbeda dalam membahas suatu isu serius.
Berikut Sonora ID bagikan 20 contoh teks diskusi berbagai tema berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber.
Baca Juga: 10 Contoh Teks Rekaman Percobaan Bahasa Indonesia, Beserta Strukturnya
Seragam Sekolah, Perlukah Dihapus?
Pendahuluan
Mantan Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) terdahulu, Bambang Sudibyo, punya rencana menghapus seragam sekolah. Artinya, tidak ada lagi ketentuan siswa SD sampai SMA wajib berseragam. Kita masih menunggu, apakah rencana tersebut akan menjadi kenyataan dan ditaati sekolah-sekolah? Mengingat seragam sekolah adalah sebuah identitas, baik dari sisi jenjang pendidikan maupun identitas sekolah.
Isi (Rangkaian Argumen)
Penghapusan seragam sekolah dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain. Seorang siswa tidak bisa bergaya dengan label senioritas dan memamerkan baju-baju mewahnya di sekolah. Di sekolah tertentu, siswa dikenai hukuman apabila melanggar ketentuan seragam sekolahnya.
Kebijakan Mendiknas untuk menghapus seragam sekolah patut dipertimbangkan. Namun, kebijakan ini dapat memberikan dampak negatif terhadap siswa. Misalnya, akan terjadi perang pamer kekayaan. Siswa dari keluarga kaya akan berpotensi memamerkan pakaian mewahnya sehingga menimbulkan kecemburuan siswa lain.
Kesimpulan
Penggunaan seragam sekolah berkaitan dengan kedisiplinan. Hal ini karena disiplin di sekolah tidak diajarkan secara formal seperti di dalam pendidikan militer, tetapi ditempatkan pada kerangka pola dan perilaku masyarakat secara lebih luas. Disiplin haruslah dimulai dari tingkat paling dasar, yakni rumah tangga. Artinya, orang tua dan anggota keluarga harus menjadi garda terdepan keteladanan bagi siswa untuk bersikap disiplin bagi diri sendiri dan orang lain. Disiplin harus dilakukan sebagai tanggung jawab, bukan sebagai indoktrinasi. Disiplin bukanlah sekadar formalitas melalui seragam sekolah karena seragam sekolah bukanlah unsur elementer dalam sistem pendidikan nasional.
Apakah Gadget Dapat Membantu Proses Pembelajaran?
Pendahuluan dan Isu
Di dunia yang didorong oleh teknologi saat ini, penggunaan gadget dalam pendidikan telah menjadi topik yang hangat diperdebatkan. Beberapa berpendapat bahwa gadget, seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop, adalah alat penting yang dapat meningkatkan pengalaman belajar dan meningkatkan hasil pendidikan. Yang lain berpendapat bahwa gadget adalah gangguan, dan dapat mengganggu proses pembelajaran. Dalam teks diskusi ini, kita akan membahas pro dan kontra penggunaan gadget dalam pendidikan.
Argumen pendukung:
Salah satu argumen yang mendukung penggunaan gadget dalam pendidikan adalah bahwa gadget memberi siswa akses ke sejumlah besar informasi dan sumber daya. Dengan internet dan berbagai aplikasi dan situs web pendidikan di ujung jari mereka, siswa dapat dengan mudah menemukan dan menjelajahi informasi terkait studi mereka. Argumen pendukung ini berpendapat bahwa akses ke informasi ini dapat mengarah pada pemahaman yang lebih dalam dan hasil belajar yang lebih baik.
Argumen lain yang mendukung penggunaan gadget dalam pendidikan, adalah bahwa gadget dapat digunakan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan guru. Dengan alat seperti konferensi video dan pesan instan, siswa dan guru dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan bekerja sama mempelajari materi dan mengerjakan tugas.
Argumen Penentang:
Di sisi lain, mereka yang menentang penggunaan gadget dalam pendidikan seringkali menunjuk pada potensi distraksi. Dengan begitu banyak aplikasi dan situs web yang tersedia, mungkin sulit bagi siswa untuk tetap fokus pada pelajaran mereka, dan mereka mungkin tergoda untuk menggunakan perangkat mereka untuk tujuan diluar belajar. Selain itu, gadget bisa jadi mahal dan mungkin tidak terjangkau oleh semua keluarga, menciptakan kesenjangan digital yang memperparah ketidaksetaraan yang ada dalam sistem pendidikan.
Menanggapi argumen bahwa gadget memberikan akses informasi, dapat dikatakan bahwa tidak semua informasi yang tersedia di internet akurat atau dapat dipercaya. Di sisi lain, menanggapi argumen bahwa gadget dapat menjadi gangguan, dapat dikatakan bahwa siswa dan guru bertanggung jawab untuk menetapkan pedoman dan batasan yang jelas untuk penggunaan teknologi di kelas.
Analisis dan Refleksi:
Terlepas dari potensi gangguan, tampak jelas bahwa gadget dapat memainkan peran penting dalam pendidikan. Diantaranya memberi siswa akses ke informasi dan sumber daya yang dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka. Namun, penting untuk menggunakan gadget dengan cara yang bertanggung jawab dan produktif, serta menetapkan pedoman yang jelas untuk penggunaannya di dalam kelas.
Kesimpulan:
Kesimpulannya, penggunaan gadget dalam pendidikan merupakan masalah yang kompleks, dengan kelebihan dan kekurangannya. Dengan mempertimbangkan potensi keuntungan dan kerugiannya, dan dengan menetapkan aturan dan batas yang jelas, kita dapat memastikan bahwa gadget digunakan dengan baik dan dapat meningkatkan proses pembelajaran. Pada akhirnya, penggunaan gadget dalam pendidikan harus dilihat bukan sebagai gangguan, tetapi sebagai alat yang dapat digunakan untuk mendukung dan meningkatkan pengalaman belajar.
Anak Harus Olahraga
Pendahuluan
Anak-anak di hampir seluruh dunia, terutama di kota-kota besar, kini semakin gemuk dan semakin diperburuk dengan gaya hidup yang tidak sehat. Lalu, bagaimana kita dapat mengatasinya? Cara terbaik adalah dengan bermain olahraga bagi anak-anak semua usia. Beraktivitas melalui permainan olahraga akan menjaga anak-anak tetap kuat, bugar, dan sehat.
Isi (Rangkaian Argumen)
Pertumbuhan fisik memerlukan banyak latihan gerak setiap hari dan cara terbaik melakukannya adalah dengan berolahraga. Para ilmuwan sudah menunjukkan bahwa anak yang berolahraga memiliki sedikit masalah kesehatan dibanding anak-anak yang hanya duduk di rumah dan banyak menonton televisi atau bermain video gim.
Ada banyak jenis permainan olahraga yang dapat dimainkan anak-anak, mulai dari yang tradisional, seperti galasin dan lompat tali, hingga yang umum seperti sepak bola, futsal, bulu tangkis, voli, senam, dan bola basket. Syukurlah kita tinggal di Indonesia sehingga dapat memainkan semua jenis olahraga tersebut sepanjang tahun. Jadi, tidak masalah jenis olahraga mana yang kamu sukai atau di mana kamu tinggal sebab selalu ada jenis olahraga bagi siapa saja. Tidak ada alasan untuk mengeluh karena merasa bosan.
Selain itu, bermain olahraga dalam tim sangat baik bagi anak-anak sebab dapat memperbanyak pertemanan. Mereka juga belajar bagaimana bekerja sama dalam satu tim dan saling membantu. Anak-anak yang tidak berolahraga tentu saja tidak memiliki kesempatan untuk bersenang-senang dan memiliki banyak teman. Ini menyedihkan.
Kesimpulan
Sangat jelas bahwa semua anak sebaiknya harus bermain olahraga. Olahraga membantu mereka memiliki teman baru, menjaga kebugaran dan kesehatan, serta belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Selain bermanfaat, bermain olahraga juga sangat menyenangkan karena dapat mengusir rasa bosan dan suntuk di rumah.
Haruskah Surplus Pangan Didayagunakan?
Pendahuluan
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Itu artinya, sebelum memenuhi kebutuhan yang lain, ketiga kebutuhan ini, yaitu kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal harus dipenuhi lebih dulu. Sayangnya, kebutuhan dasar saja masih menjadi masalah yang sampai saat ini tidaklah mudah untuk dipecahkan, terutama terkait dengan kebutuhan pangan.
Isi (Rangkaian Argumen)
FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai organisasi pangan internasional mencatat bahwa angka malnutrisi di dunia masih tinggi, termasuk di Indonesia. Setidaknya pada tahun 2016 sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia tercatat mengalami malnutrisi.
Pada waktu yang bersamaan, Indonesia menjadi negara dengan pembuang makanan kedua terbanyak di dunia. Makanan-makanan yang dibuang tersebut berasal dari sisa makanan pesta, acara perusahaan atau perkantoran, restoran, bahkan sisa makanan rumah tangga. Apakah sisa makanan ini sebegitu tidak berharganya sehingga harus dibiarkan membusuk begitu saja di tempat sampah? Apakah ada cara lain untuk memberdayakannya?
Sebuah organisasi nirlaba telah berupaya memberikan solusi bagi permasalahan terkait pembuangan sisa makanan ini. Dengan slogan zero food waste dan zero hunger tampak jelas visi dan misi yang diusungnya. Mereka mengajak berbagai pihak untuk mendonasikan surplus dan sisa makanan “tak tersentuh” untuk disalurkan pada kelompok-kelompok yang membutuhkan, mulai dari para pengungsi sampai kaum marginal.
Dengan pendekatan 3R yang diterapkan, yakni re-distribute, re-process, dan re-cycle atau penyaluran kembali, pemrosesan kembali, dan daur ulang, organisasi ini berkontribusi untuk menciptakan wajah Indonesia menjadi lebih baik.
Organisasi ini tidak bekerja sendiri, mereka bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan suplai surplus makanan “tak tersentuh”, makanan yang tidak diproduksi secara sempurna. Bahkan, sisa sampah organik yang disalurkan kepada orang yang membutuhkan ataupun didaur ulang sebagai makanan hewan.
Itu artinya, semakin banyak makanan yang dikelola oleh organisasi ini, maka semakin banyak pula orang-orang yang telah terbuka keinginannya untuk turut berkontribusi. Hal ini tentu saja membawa dampak positif terhadap lingkungan sosial.
Selain bekerjasama dengan organisasi sejenis, kita juga bisa memulai dari diri sendiri. Setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pembuangan makanan, antara lain dengan mengambil dan memesan makanan sesuai porsi yang diperlukan dan mengubah pola pikir bahwa makanan yang dipesan untuk memenuhi kebutuhan bukanlah sekadar pemenuhan keinginan.
Kesadaran semacam ini akan membawa dampak positif terhadap lingkungan fisik karena mengurangi pembuangan sampah makanan. Sayangnya, tidak semua pihak sadar dengan fenomena ini. Masih ada saja pihak yang menyepelekan fenomena “kelebihan makanan” . Di samping itu, sifat impulsif terhadap makanan juga menjadi faktor penyumbang sampah makanan terbesar dalam hal ini.
Di sisi lain, sempitnya pola pikir dan anggapan bahwa memisahkan surplus makanan itu merepotkan dan tidak etis serta menurunkan gengsi juga memberikan kontribusi terhadap jumlah sampah makanan. Kalaupun surplus makanan itu disalurkan, sistem distribusi yang tidak efisien dapat membuat makanan menjadi busuk juga.
Kesimpulan
Memberdayakan surplus makanan tidaklah sulit jika sudah muncul kesadaran dari diri sendiri. Justru dengan diri sendiri yang memulai diharapkan akan menularkannya pada orang-orang di sekitar kita hingga dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang mengurusi hal ini. Pada akhirnya ini merupakan proses pembentukan pola pikir yang masih harus terus dilaksanakan untuk mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik dalam melihat dan menyikapi makanan.
Sampah Limbah Makanan Sangat Penting Untuk Kita Atasi
Pendahuluan dan Isu
Limbah makanan adalah masalah utama bagi kita. Faktanya cukup mencengangkan, yakni sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di seluruh dunia, berakhir terbuang dan tidak dimakan. Ini tidak hanya memiliki dampak lingkungan yang signifikan, tetapi juga berkontribusi terhadap kemiskinan dan kelaparan.
Dalam teks diskusi ini, kita akan membahas masalah sampah limbah makanan, dengan fokus pada penyebab serta solusi yang bisa kita lakukan terkait hal ini.
Argumen pendukung:
Salah satu penyebab pemborosan makanan adalah kelebihan produksi. Dengan banyaknya petani dan produsen makanan yang diharuskan bekerja pada restoran cepat saji, ada tekanan untuk memproduksi makanan dalam jumlah besar agar jumlah permintaan terpenuhi. Tentunya, hal ini dapat mengakibatkan produksi makanan berlebih, yang sebagian besar mungkin terbuang sia-sia.
Penyebab lain dari limbah makanan adalah kurangnya fasilitas penyimpanan makanan dan transportasi yang memadai, khususnya di negara berkembang. Hal ini dapat mengakibatkan pembusukan makanan sebelum sempat untuk dikonsumsi.
Dari segi konsekuensi, limbah makanan memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana, dan juga memicu terjadinya efek rumah kaca.
Makanan-makan tersebut membutuhkan banyak energi, air, dan tenaga kerja sampai akhirnya bisa kita konsumsi. Saat kita membuang makanan, kita membuang sumber daya berharga yang bisa digunakan untuk memberi makan orang yang kelaparan.
Argumen tandingan:
Ketika berbicara tentang penyebab sisa makanan, beberapa orang mungkin mengatakan bahwa produksi makanan yang besar, penting agar pasokan makanan cepat tersedia. Sementara itu di lain sisi, ada potensi makanan terbuang menjadi limbah, karena tidak ada cukup tempat untuk menyimpan atau mengangkut makanan. Untuk memperbaiki masalah ini, kita perlu merancang suatu sistem penyimpanan dan transportasi yang lebih baik.
Analisis dan Refleksi:
Masalah limbah makanan sangat kompleks dan beragam. Tentu saja ada banyak penyebab dan konsekuensi yang berbeda. Namun, dengan mengatasi penyebab sampah makanan, kita dapat mengurangi sampah makanan dan dampak negatifnya. Membangkitkan kesadaran diri sendiri untuk menghabiskan makanan di rumah juga menjadi cara paling sederhana untuk menyelesaikan masalah ini.
Kesimpulan:
Sampah limbah makanan adalah masalah serius bagi kita. Dengan bekerja sama untuk mengatasi penyebab dan akibat dari pemborosan makanan, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Hal tersebut yakni melalui investasi dalam fasilitas penyimpanan dan transportasi yang tepat. Selain itu kita juga bisa menerapkan aturan produksi dan konsumsi pangan yang lebih hati-hati dan bertanggung jawab. Hal-hal tersebut adalah beberapa contoh dari banyak langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi limbah pangan.
Sampah: Isu Nomor Satu
Pendahuluan
Sampah menjadi salah satu masalah yang sangat meresahkan karena memberikan banyak dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah yang dibiarkan menumpuk bisa menjadi sumber penyakit dan bahkan menyebabkan banjir. Hal ini pun tak lepas dari permasalahan penanggulangan sampah yang kurang tepat. Sebenarnya, pemecahan masalah mengenai sampah pun sudah jadi perdebatan sejak dulu.
Isi (Rangkaian Argumen)
Sebagian orang beranggapan bahwa sampah adalah sesuatu yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Oleh karena itu, sampah seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Namun bagi mereka yang mencintai alam, cara tersebut tidak menjadi sebuah solusi, tetapi justru mendatangkan bencana baru. Sampah yang dibakar akan menghasilkan polusi udara dan bisa merusak lapisan ozon.
Orang yang mencintai lingkungan tentunya lebih memilih penyelesaian yang lebih ramah lingkungan, seperti dekomposisi dan daur ulang sampah. Contohnya adalah dengan menjadikan daun kering, batang pohon, dan sampah sejenisnya sebagai pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik didaur ulang.
Kesimpulan