Find Us On Social Media :
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyapa anak anak usai meresmikan Balai RW 5, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, Senin (21/8/2023) sore. (Dinkominfo Surabaya)

Sesalkan Sikap Oknum Warga Miskin, Wali Kota: Jangan Pilih Pilih Kerjaan

Budi Santoso - Kamis, 24 Agustus 2023 | 16:20 WIB

Surabaya, Sonora.ID - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan ada warga miskin yang enggan diberikan intervensi berupa pekerjaan. Alasannya, warga tersebut enggan bekerja di lapangan dan ingin di dalam ruangan AC kantoran.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Eri Cahyadi saat meresmikan Balai RW 5, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, Senin (21/8/2023) sore.

"Ada (warga) di satu tempat, yang sudah diberikan pekerjaan (tidak mau). Saya sendiri sampai saya panggil (orangnya), lha kok ngomong pegel (bicara capek). (Bilang) ada tidak pak yang (kerja) di ruangan AC," kata Wali Kota.

Eri pun menyesalkan sikap orang tersebut. Sebab, ia mengaku, dahulu sebelum menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga wali kota, ia tak malu bekerja apa saja. Bahkan, ia juga pernah bekerja menjadi teller obat, berjualan kambing dan sapi, hingga beras serta gula.

Baca Juga: Pasar Keputran Surabaya Dirapikan, Pedagang: Senang, Jadi Lebih Bersih

"Itu (pernah) saya lakukan. Lha kok sak iki arek nom-noman dikei kerjo kesel, isok gak sing nang njero ruangan (Lha kok sekarang anak-anak muda dikasih pekerjaan bilang pegal, minta kerja yang di dalam ruangan)," katanya.

Karena itu, Eri berharap kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda sekarang agar tidak pilih-pilih dalam pekerjaan. Baginya, kerja itu bagaimana dengan semangat bisa mengubah nasib diri sendiri dan keluarga.

"Jadi jangan kerja (pilih-pilih) seperti itu, tapi kerja itu bagaimana dengan semangat kita bisa mengubah nasib kita. Jadi semangat kerja, ojok nggolek kerjo seng paling enak (jangan cari kerja yang paling enak)," tutur dia.

Oleh sebabnya, Wali Kota juga meminta kepada RT/RW apabila ada warga miskin yang enggan diintervensi pekerjaan, agar dikeluarkan dari daftar tersebut. Ia pun mengapresiasi sikap tegas yang dilakukan Ketua RW 5, Kelurahan Keputran Surabaya terhadap warga penerima bantuan sosial.

"Ada warga setelah dapat uang (bantuan) dibuat foya-foya, langsung dikeluarkan (dari daftar warga miskin) sama Pak RW-nya. Lha wong susah (orang susah) njaluk (dikasih) bantuan, dikasih bantuan tidak diberikan anak-istrinya, malah dibuat dugem," ungkap dia.