Banjarmasin, Sonora.ID - Kualitas udara yang sudah tidak sehat, ditanggapi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin.
Kepala DLH Banjarmasin, Alive Yoesfah Love mengatakan, kondisi kualitas udara saat ini tak lepas akibat kabut asap kiriman dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di daerah tetangga.
"Ditambah cuaca panas dan hampir tidak ada turun hujan membuat udara jadi tercemar," ucap Alive, saat ditemui Smart FM Banjarmasin, Kamis (31/8) siang.
Ia juga tak menampik aroma kabut asap kian terasa menyengat akhir-akhir ini. Sehingga wajar jika PM 2,5 pada Air Quality Monitoring System (AQMS) sudah pada level kuning, alias tak sehat.
"Masyarakat diimbau kalau tidak ada kepentingan tidak usah keluar rumah. Atau mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah," tambahnya.
Dalam hal ini, Ia meminta SKPD terkait lainnya untuk turut menyebarkan informasi terkait kondisi udara Banjarmasin saat ini.
Misalnya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk turut menyosialisasi, lantaran dampaknya bisa menimbukan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
"Kita lihat memang sudah harus waspada. Begitu juga dengan BPBD, mestinya ikut juga menyampaikan kondisi Karhutla di Banjarmasin," pungkasnya.
Sebelumnya, kondisi kualitas udara di Banjarmasin sempat mendapat kritikan dari Pengamat Lingkungan, Hamdi.
Mantan Kepala DLH Banjarmasin menilai, Pemko kurang agresif menginformasikan keadaan ini kepada masyarakat luas.
Dengan kondisi kualitas udara saat ini, semestinya sudah ada sosialisasi dan imbauan dari Pemko Banjarmasin, terkait langkah-langkah antisipasi.
Bahkan seharusnya, ketika data itu masih dalam kategori sedang tapi hampir mendekati kuning, sudah ada warning atau peringatan dari DLH.
"Kondisi itu baru di wilayah Kayutangi. Belum lagi di wilayah Lingkar Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan mobilitas lalulintasnya tinggi," tekannya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Kebakaran Lahan di Banjarmasin Meluas, BPBD Usulkan Status Siaga!