Jakarta, Sonora.ID - Masih banyaknya masyarakat yang hidup di bawah angka kesejahteraan diyakini Kepala Perpustakaan Nasional akibat rendahnya kualitas literasi yang dimiliki. Padahal Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Kehadiran pegiat literasi merupakan jawaban untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Pegiat literasi adalah pahlawan karena mereka bergerak pada tatanan akar rumput," ujar Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando ketika membuka Rapat Koordinasi Asosiasi dan Komunitas Literasi 2023 yang digelar di Jakarta, Kamis, (7/9/2023).
Aspirasi yang disampaikan, baik dari pemerintah dan pegiat literasi, tambah Bando, diharapkan bisa memberikan rumusan mau pun persepsi yang sama sehingga mampu menjadi landasan regulasi yang diambil Perpusnas.
Mengelola literasi sama dengan mengelola manusia dan merupakan hal esensial dalam rangka pemajuan bangsa. Berbagai partisipasi masyarakat ditunjukkan dalam urusan literasi dan terasa impresif.
"Gerakan literasi tetap memerlukan sinergi intelektual, ekonomi, serta budaya sehingga tujuan pembudayaan kegemaran membaca tercapai," imbuh Bando.
Rakor Literasi yang diselenggarakan secara hybrid dihadiri tidak kurang 150 peserta dari berbagai forum, asosiasi, komunitas, pegiat literasi bergerak, dan pustakawan.
Rakor literasi menghadirkan sejumlah narasumber, seperti Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adon Bondar, Duta Besar/ Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Fitriana, Bunda Literasi Kabupaten Bandung Emma Dety Permanawati, dan pegiat literasi Deasy R Tirayoh.