Solo, Sonora.ID – Akibat dari kemarau panjang, warga Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali mengaku mengalami krisis air bersih.
Daerah yang merasakan krisis air di Kecamatan Wonosegoro adalah Dukuh Bodeh dan Desa Guwo. Warga kedua daerah tersebut mengaku kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Kondisi kekeringan yang ada di Boyolali ini dibenarkan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali yang sudah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Boyolali yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan.
Kebutuhan air ini dirasa sangat penting karena air biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, memasak, atau mencuci.
Salah satu warga Dukuh Rempelas, Nurcholis, mengaku bahwa sudah ada beberapa bantuan dari pemerintah dan komunitas yang memberikan air bersih.
“Akhir-akhir ini sudah ada bantuan air bersih dari komunitas atau pihak pemerintah, seperti komunitas bus, dari Banser, dan juga dari BPBD Boyolali,” jelasnya.
Warga di Kecamatan Wonosegoro mengatakan bahwa mereka perlu berjalan ke dalam hutam sejauh 2 kilometer untuk mengambil air sebelum mendapatkan bantuan.
Sumber mata air yang ada di dalam hutan juga tidak terlalu besar dan tidak cukup untuk dialirkan ke rumah warga.
“Di hutan ada sumber air, tapi jaraknya 2 kilometer. Kalau dialirkan ke rumah warga juga jadi kecil,” jelasnya.
Baca Juga: M Riyadi Kiper Persis Siap Bersaing Dengan Kiper Asal Yunani