Bandung, Sonora.ID - Sebagai salah satu ikon kota, Pasar Baru Bandung, selain pasar terbesar, ternyata juga memiliki daya tarik wisata baik bagi warga lokal Bandung maupun mancanegara.
Perlu diketahui, bahwa Pasar Baru Bandung merupakan pasar tertua yang masih bertahan dari jaman Belanda hingga saat ini.
Wikipedia menyebut, Pasar Baru ini dahulunya dinamakan Pasar Ciguriang karena berpusat di daerah Ciguriang sekitar Jalan Kepatihan.
Pasar ini pernah terbakar akibat kerusuhan pada tahun 1842 yang merusak berbagai kios pedagang, akhirnya pasar tersebut direlokasi ke Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) lalu berganti nama menjadi Pasar Baroeweg, dan bertahan sampai saat ini dengan nama Pasar Baru.
"Ya, sebenarnya kami sudah merencanakan sejak lama untuk merenovasi Pasar Baru ini agar lebih menarik, lebih indah, dan lebih ramah lagi kepada pengunjung atau pembeli. Kita juga sudah infokan ini ke Pemerintah Kota Bandung," ucap Marketing Director PT DAM Sawarga Maniloka Jaya, Untung BW, saat berbincang dengan Sonora Bandung, Selasa (3/10/2023).
"Tidak, kami tidak merubah segmen, tetap sebagai wadah bagi UMKM dan pasar masyarakat pada umumnya ya," tegas Untung.
"Di sini bisa dibilang semua kebutuhan ada ya. Semua datang ke sini, dari seluruh Jabar apalagi ya, dari luar Jabar pun dekat karena ada (tol) Cipali. Dari luar negeri pun banyak, utamanya dari Malaysia dan Timur Tengah," ungkap Untung.
Lebih lanjut Untung mengemukakan bahwa Pasar Baru akan direnovasi mulai awal tahun 2025 mendatang.
"Rencana renovasinya bertahap, per dua lantai biar tidak mengganggu pedagang yang berjualan," kata Untung.
"Bahkan fasilitas lift dan eskalatornya juga akan kita ganti, tiang-tiangnya disuntik dan diperkuat lagi, tampilan pasarnya pun diganti namun tidak akan mengubah ciri khas Pasar Baru sebagai pusat grosir pembelanjaan berbagai kebutuhan masyarakat," imbuhnya.
Untung menuturkan, renovasi Pasar Baru tersebut akan memakan waktu antara 1.5 hingga 2 tahun.
"Ideal renovasi sih setahun ya, tapi kalau dari pengalaman antara 1,5 sampai 2 tahunlah," kata Untung.
"Pastinya juga kita intens menyosialisasikan rencana ini kepada para pedagang. Gejolak pasti akan ada, toh tetap tidak kita tutup, mereka masih tetap bisa berjualan," tuturnya.
Disinggung mengenai banyaknya bermunculan orang yang berdagang secara online atau melalui toko online di e-commerce, Untung mengatakan, ada dampak dan pengaruhnya juga, namun masih dapat diimbangi.
"Sampai saat ini rata-rata kunjungan pembeli ke Pasar Baru mencapai 15.000 orang per hari dari Senin sampai Minggu. Pengunjung meningkat drastis saat Ramadan dan Lebaran," tutup Untung.