Banjarmasin, Sonora.ID - Hujan yang mengguyur Kota Banjarmasin kemarin, Minggu (08/10), tampaknya belum berpengaruh signifikan terhadap kondisi udara di Kota Seribu Sungai.
Terbukti, kabut asap akibat dampak Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih terasa pada keesokan harinya. Terutama pada saat pagi hari.
Bahkan, pada siang hari angka PM 2,5 pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih tinggi. Yakni diatas 100 atau kategori tidak sehat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Alive Yoesfah Love pun mengakui kondisi tersebut.
"Kalau hujannya cuma di Banjarmasin maka tidak terlalu berpengaruh. Karena sumber Karhutla ada di Kabupaten Banjar, Batola dan Banjarbaru," ucap Alive, saat ditemui Smart FM Banjarmasin di Balai Kota, Senin (09/10) siang.
Baca Juga: Berjibaku Padamkan Karhutla, Dua Personel BPBD Banjarmasin 'Tumbang'
Alive menilai, PM 2,5 yang ditujukan pada ISPU adalah hasil kiriman asap dari daerah tetangga yang menjadi sumber Karhutla.
"Jadi apabila angin mengarah ke Banjarmasin ISPU kita tetap tinggi. Tapi kalau hujan itu terjadi di titik daerah karhutla, insyaallah akan berpengaruh dengan penurunan angka ISPU," jelasnya.
Ia pun tak memungkiri, bahwa kondisi di Banjarmasin saat ini masih diselimuti kabut asap. Hal itu dikarenakan, ada beberapa daerah yang terjadi Karhutla belum diguyur hujan.
"Meskipun sudah ada sebagian yang juga diguyur hujan. Seperti Banjarbaru dan Gambut," tambahnya.
Kendati demikian, Alive mengklaim bahwa kualitas udara di Banjarmasin mulai membaik. Seiring dengan menurunnya PM 2,5 ke level kuning, dari sebelumnya sempat pada posisi merah. Alias sangat tidak sehat.
"Updatenya terus kita sampaikan ke Dinas Pendidikan. Maka dari itu mulai hari ini kembali digelar Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas," pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.