Find Us On Social Media :
Ilustrasi Emas (Kompas.com)

Yuk, Investasi Emas !

Indra Gunawan - Sabtu, 14 Oktober 2023 | 11:15 WIB
 
Bandung, Sonora.ID - Tinggal hitungan bulan saja, Indonesia di tahun 2024 akan menghadapi pemilihan Presiden dan Legislatif, lalu dilanjutkan dengan pemilihan kepala daerah secara serentak. 
 
Walau demikian, riuhnya rangkaian pesta demokrasi di dalam negeri tidak mempengaruhi harga emas di pasaran.
 
"Tidak, pesta demokrasi di Indonesia tidak mempengaruhi harga emas di pasar domestik. Saat ini saja harga emas dunia sudah merangkak naik, bahkan sudah tembus dari $1900/troy ounce," ucap Head of Corcomm PT International Business Futures (IBF), Andri Darmawan kepada Sonora di Bandung, Jumat (13/10/2023).
 
Andri menambahkan, merangkak naiknya harga emas saat ini karena dari data ekonomi China yang negatif kembali memberikan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global hingga resesi. Sebab China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, selain dari adanya peristiwa geopolitik Palestina dan Israel sejak pekan lalu.
 
Intinya, lanjut Andri, berbagai situasi yang terjadi di dunia, seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang, itu menjadi salah satu pemicu naik atau turunnya harga emas dunia yang juga memicu harga emas di dalam negeri.
 
"Emas itu penyelamat, emas itu aset save haven. Nilainya mampu bertahan bahkan menunjukkan tren positif saat ekonomi memburuk. Jadi emas ini jadi produk investasi paling aman, tahan inflasi, nilainya bahkan naik saat dollar turun, atau krisis moneter" ungkap Andri.
 
"Kalau ada bajet, jangan tunda buat segera investasi emas," imbuhnya.
 
Baca Juga: Baru Seminggu Beroperasi, KA Feeder KC Whoosh Sudah Angkut 5.473 Pelanggan
 
 
Hal senada dikemukakan oleh Direktur Utama IBF Ernawan, bahwa emas merupakan produk investasi yang sangat baik.
 
Selain emas, kata Ernawan, IBF sebagai pialang resmi yang terdaftar dan diawasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) itu juga memiliki produk investasi lain, seperti diantaranya forex, perak, dan produk derivatif lainnya.
 
Di sisi lain, lanjut Ernawan, pihaknya terus menjaga kestabilan dengan selalu mengedukasi para nasabahnya.
 
“Edukasi kepada nasabah itu sangat penting, karena tingkat pengetahuan nasabah beda-beda. Ada yang masih pemula, ada juga yang sudah profesional," kata Ernawan.
 
Untuk itu, selain layanan yang menjadi fokus utama, IBF juga memiliki analis profesional dan wakil pialang berjangka (WPB) berpengalaman, ditambah dengan berbagai fasilitas pendukung agar para nasabahnya dapat melakukan registrasi online dengan mudah, cepat dan fleksibel.
 
Ernawan mengungkapkan, saat ini IBF semakin menunjukkan pertumbuhan positif di kuartal ketiga 2023, dengan berhasil naik peringkat sebagai pialang teraktif dari posisi 10 di kuartal pertama, ke urutan tujuh. Predikat ini dirilis oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI) melalui laman ptkbi.com
 
Baca Juga: Wah, Ada Diskon Tiket Kereta Api 10 Persen di Bandung Great Sale 2023
 
Sementara volume transaksi yang berhasil diraih yaitu 235.840 lot dari Januari hingga September 2023. Terdiri dari volume transaksi bilateral atau Sistem Perdagangan Alternatif sebanyak 218.346 lot dan transaksi multilateral atau komoditi sebanyak 17.494 lot.
 
"Bukan hanya total transaksi, pertumbuhan siginifikan juga terlihat pada nasabah baru. Total nasabah sebanyak 788 orang, 80 persen di antaranya adalah nasabah baru. Ini semakin mengukuhkan IBF sebagai pialang terpercaya dengan reputasi terbaik," ungkap Ernawan.
 
Disinggung mengenai banyaknya penipuan berkedok investasi, Ernawan mengatakan, pihaknya selalu memperbaiki layanan registrasi pengguna, dan memberikan edukasi kepada nasabah secara berkelanjutan.
 
"Maraknya penipuan investasi bodong kerap membuat kepercayaan masyarakat menjadi menurun, bahkan terhadap pialang resmi. Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal itu ialah memberikan pelatihan khusus kepada calon nasabah hingga ke nasabah loyal," pungkas Ernawan.
 
Diketahui IBF merupakan perusahaan resmi yang terdaftar dan diawasi Bappebti serta anggota dari Bursa Berjangka Jakarta (JFX) serta Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Bandung, Purwokerto, Pekanbaru, Palembang, dan Surabaya.
 
Baca Juga: Ali Nurdin: PERADI Kota Bandung Harus Tampil dengan Paradigma Baru