Medan, Sonora.ID - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Nurul Hasanudin menegaskan Pendataan Lengkap Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) di Sumatera Utara masih terus berlanjut.
“Sekarang sedang proses validasi. Hasil akhir nanti di Kementerian Koperasi dan UMKM,” papar Nurul Hasanudin kepada puluhan wartawan ekonomi yang turut hadir dalam kegiatan Workshop 'Indikator Strategis' untuk insan Pers di JW Marriott Hotel, Jalan Putri Hijau, Selasa (24/10/2023).
Pada kegiatan tersebut, BPS Sumut menghadirkan beberapa narasumber.
Narasumber pertama, Azantaro menyampaikan materi terkait Pengangguran vs Kemiskinan, Statistisi Ahli Madya yang juga Ketua Tim Statistik Sosial BPS Sumut, Martina Situmorang berbicara tentang inflasi.
Pendi Dewantoro tentang Indikator Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia, Indikator Inflasi dan Perdagangan oleh T Maiza Inaya serta Indikator Pertanian, Industri danPertambangan disampaikan Rita Herawaty.
Baca Juga: Dukung Transaksi Digital Pelaku UMKM Jadi Fokus BRI Kota Bitung
Dikatakan Hasanudin, selama masa pendataan PL KUMKM tak ada masalah di lapangan.
Cuma ada satu kecelakaan UMKM di Samosir dan sudah dicover BPJS. Namun, masih ada KUMKM yang belum terbuka atau tertutup dengan usahanya.
Seharusnya Koperasi dan UMKM mau didata.
“Sayang sekali kalau Koperasi dan UMKM tidak mau didata, maka usaha mereka tidak bisa masuk database Kemenkop UMKM. Kalau tidak masuk database, maka jika ada bantuan mereka tidak dapat,” sebutnya.
Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM di 19 kabupaten/kota di Sumut, lanjutnya lagi, dominan banyak di daerah terjauh dari Kota Medan, seperti Nias, Samosir dan Padang Lawas, paling dekat di Binjai.
Sementara itu, Pada tahun 2023 Kegiatan Pendataan Lengkap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2023 (PL-KUMKM23) diselenggarakan di 215 kabupaten/kota. Di 32 provinsi, kecuali di Provinsi DIY dan Bali.
Pendataan pada usaha yang menetap dan tidak menetap. Untuk cakupan, di Sumatera Utara pada 2023 ini, PL-KUMKM diselenggarakan di 19 kabupaten/kota (13 Kabupaten dan 6 Kota). Dengan petugas sebanyak 3.316 orang.
Pengumpulan data kegiatan Pendataan Lengkap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PL-KUMKM) Tahun 2023 diselenggararakan pada 15 September-14 Oktober 2023.
Pengumpulan data secara door to door dengan moda Computer Assisted Personal Interview (CAPI), dilengkapi dengan geotag dan foto khusus untuk bangunan UMKM dan koperasi.
Informasi yang dikumpulkan yaitu informasi unit usaha/perusahaan, informasi pelaku usaha dan informasi karakteristik usaha.
Baca Juga: Pesta Rakyat Momen UMKM Pamerkan Produk Kreasinya
"Ada belasan indikator yang didata, pendataan berdasarkan lingkungan/Kepling.
semua Koperasi dan UMKM didata, termasuk pedagang keliling. Di Tahun 2023 ini, BPS melaksanakan pendataan lengkap koperasi dan UMKM (PL-KUMKM). Saat ini karakteristik dan keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) sangat dinamis berkembang"pungkasnya.
Selain itu juga, Dalam pembangunan dibutuhkan Evidence-based policy untuk penyusunan kebijakan.
Statistik yang dibutuhkan diawali dengan tahapan perencanaan, penentuan target dan strategi pembangunan.
Kemudian tahapan pelaksanaan pembangunan melalui penyediaan input dan proses untuk mencapai target yang diharapkan.
Tahapan pengendalian guna memastikan batasan-batasan untuk menjamin ketercapaian pembangunan yang dipenuhi.
Serta tahapan evaluasi untuk mengukur outcome, efektifitas dan dampak pembangunan serta bagaimana keberlanjutannnya.
Dalam menyusun strategi pembangunan, diperlukan dukungan data yang baik.
Kolaborasi penyediaan data dari setiap penyelenggaraan kegiatan statistik sangat diperlukan dalam mendukung Satu Data Indonesia (SDI), baik antara BPS dengan K/L/Pemda.
BPS bertanggungjawab menghasilkan data makro yang akurat dan berkualitas sesuai dengan amanat UU Statistik no.16 tahun 1997.
Baca Juga: Tingkatkan Penjualan UMKM Lokal, Begini Saran dari Disperindag Kukar
Sedangkan K/L/Pemda untuk keperluan intervensi kebijakan pada level mikro, untuk memberikan akses masyarakat kepada layanan program yang membutuhkan penyediaan data mikro bersifat target sasaran. “Tentu, tantangan yang dihadapi oleh pelaku KUMKM tidak dapat diabaikan,” terang Hasan.
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi performa KUMKM diantaranya adalah regulasi KUMKM, keadaan pasar, akses terhadap dukungan finansial, pengembangan dan inovasi usaha kapabilitas wirausaha dan budaya wirausaha.
Untuk membantu KUMKM dalam menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut serta untuk keperluan perencanaan dan evaluasi, pemerintah membutuhkan ketersediaan data dan informasi yang dapat memberikan gambaran kebutuhan pelaku KUMKM.
Untuk itu pemerintah mendorong terciptanya data tunggal melalui penciptaan sistem informasi terintegrasi. Sistem Informasi Data Tunggal Koperasi dan UMKM (SIDTKUMKM), merupakan sebuah platform inovatif yang dapat menggabungkan data dari berbagai sumber terkait UMKM menjadi satu data tunggal yang terintegrasi.
Hasan juga menambahkan, pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2022 sampai dengan tahun 2024 dimaksudkan untuk memperoleh data Koperasi dan UMKM yang bergerak di berbagai aktivitas usaha kecuali usaha pertanian.
“Data yang diperoleh antara lain, informasi tenaga kerja, pasokan dan pasar, struktur pendapatan, permodalan, penggunaan internet, izin usaha, dan pola kemitraan,” tutup Hasanudin.
Baca Juga: Nidya Listiyono Ajak UMKM Kaltim Tingkatkan Kualitas Produk