Sonora.ID – Berikut kumpulan cerpen tentang sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari yang singkat namun seru dan menginspirasi.
Setiap tahun pada tanggal 28 Oktober, rakyat Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda (HSP).
Perayaan Hari Sumpah Pemuda mengingatkan bangsa Indonesia terhadap sejarah perjuangan pemuda dalam mempersatukan nusantara pada 95 tahun silam.
Tepatnya pada 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia dari berbagai daerah mengikrarkan sumpah pemuda yang mempersatukan pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tahun ini, tema Hari Sumpah Pemuda ke-95 mengusung tema, "Bersama Majukan Indonesia".
Ada banyak cara untuk ikut meramaikan Hari Sumpah Pemuda, salah satunya dengan membuat cerpen sumpah pemuda yang inspiratif.
Nah, guna menyaambut peringatan Hari Sumpah Pemuda, berikut beberapa cerpen tentang sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi referensi.
Baca Juga: Isi Teks Sumpah Pemuda dan Maknanya yang Mendalam, Beserta Sejarahnya
Cerpen Tentang Sumpah Pemuda 1
Sahabat Tanpa Sekat
Di sebuah SMA di kota Bontang, terdapat dua remaja bernama Rudi dan Ari. Keduanya sama-sama duduk di kelas X, tetapi beda ruangan.
Rudi berasal dari keluarga Jawa yang kental dengan budaya dan tradisi mereka. Sedangkan Ari berasal dari Ambon.
Keduanya pindah ke kota Bontang baru-baru ini karena orang tua keduanya mendapat tugas kerja.
Pertemuan pertama mereka tidak begitu istimewa. Rudi dan Ari bertemu di kantin sekolah. Rudi tampak sedang duduk sendirian di meja.
Sementara Ari berdiri ragu-ragu di dekat lini antrian. Melihat itu, Rudi dengan ramah mengajak Ari duduk bersama.
“Ayo, duduklah. Tidak ada yang mencegah kita bersama-sama di sini,” kata Rudi dengan senyum.
Sejak hari itu, persahabatan mereka tumbuh dengan cepat. Meskipun berasal dari budaya yang berbeda, Rudi dan Ari menemukan banyak kesamaan di antara mereka.
Mereka berdua memiliki minat dalam olahraga dan musik. Rudi sering kali memainkan alat musik tradisional Jawa, sementara Ari mahir bermain gitar.
Mereka pun sering berkumpul di taman sekolah setelah jam pelajaran berakhir untuk bermain musik bersama.
Kedua remaja ini sering bertukar cerita tentang kehidupan mereka di daerah asal. Rudi menceritakan tentang tradisi Jawa yang kental di keluarganya, seperti upacara adat dan kuliner khas.
Sementara Ari menceritakan tentang indahnya Pulau Ambon, cerita tentang pantai dan tarian tradisional mereka.
Namun, tidak selalu segalanya berjalan mulus. Ada saat-saat di mana perbedaan budaya membuat mereka merasa canggung atau tidak sepakat.