Cikarang, Sonora.Id - Dalam era digitalisasi, begitu pesatnya perkembangan internet, maka para pengusaha pada masa ini dituntut untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan strategi pemasaran terhadap masyarakat di dunia bisnis serta media sosial saat ini.
Segala sesuatu yang terjadi di era digitalisasi dan internet saat ini memotivasi masyarakat untuk lebih aktif di media sosial. Demikian disampaikan Vania Chandrajaya, mahasiswi President University dalam keterangan resminya, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, pesan-pesan pemasaran tentunya sudah menjadi bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Vania mengatakan, setelah mendengar cara yang monoton selama beberapa dekade, konsumen menjadi waspada dan tidak percaya terhadap iklan, dan pada masa ini televisi pun hampir tidak lagi digunakan.
Karena diperkenalkannya, lanjutnya, media baru melalui Internet, bisnis telah mampu menyesuaikan taktik periklanan mereka untuk memenuhi tren perilaku konsumen yang terus berkembang seperti berbagi di media sosial.
"Komunikasi instan telah memungkinkan konsumen untuk berhubungan langsung dengan bisnis, memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Banyak perusahaan, termasuk perusahaan besar seperti Old Spice, Levi Strauss, Nike, Chevrolet, dan Burger King, telah menggunakan viral marketing untuk menarik perhatian melalui keterlibatan atau hiburan konsumen," tuturnya.
Kekuatan Buzz dalam Mencapai Reputasi Produk yang Baik
Vania mengemukakan, ketika teman dan kenalan mengomunikasikan rekomendasi produk, promosi dari mulut ke mulut menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan buzz, meningkatkan pendapatan penjualan, memperoleh pangsa pasar, dan membangun reputasi yang memiliki reputasi baik dengan menggunakan Jasa PBN.
Baginya, promosi dari mulut ke mulut juga dapat menghambat pertumbuhan perusahaan jika barang atau jasa yang diberikan terus menerus mengecewakan pelanggan.
Hal ini, lanjutnya, menekankan pentingnya persepsi pelanggan terhadap kualitas dan nilai produk dan layanan perusahaan sehubungan dengan kebahagiaan pelanggan karena ulasan negatif dan positif menyebar dengan cepat melalui jaringan rujukan atau dukungan dari influencer.
Karena keberadaan Internet, media sosial, dan komputasi seluler di mana-mana, jalur baru untuk menyebarkan informasi dari mulut ke mulut pun bermunculan. Banyak hambatan komunikasi antar manusia, seperti lokasi, waktu, dan budaya, dihilangkan melalui Internet. Hasilnya, pertukaran informasi menjadi lebih terbuka dibandingkan sebelumnya.
"Jenis promosi online dari mulut ke mulut yang berkembang dengan diperkenalkannya Internet dan biasa disebut Viral Marketing. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leskovec tahun 2007, Viral Marketing dapat mendorong penyebaran pesan pemasaran secara luas ke segmen khusus dalam skala yang tak tertandingi dengan operasi pemasaran tradisional yang bernilai jutaan dolar," urainya.
Vania menambahkan, karena potensi penyebarannya yang cepat serta biayanya yang relatif terjangkau, Indonesia memiliki lebih dari 150 juta pengguna internet dan puluhan juta pengguna media sosial, sehingga ada potensi besar konten viral menyebar dengan cepat ke khalayak luas.
Namun, lanjutnya meski banyak peluang di Indonesia, konten viral harus tetap relevan, menarik, dan memenuhi kebutuhan target audiens.