Kubu Raya, Sonora.ID - Komunitas Langkau Etnika Kalimantan Barat (Kalbar) mengapresiasi dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mendukung kegiatan literasi bahasa lewat seni drama anak.
Komunitas Langkau Etnika Kalbar merupakan sebuah komunitas yang didirikan sejak tahun 2018. Ketua Komunitas Langkau Etnika, Gabriel mengatakan lewat Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra (Pusbanglin) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, Langkau Etnika Kalbar mendapatkan bantuan kegiatan sebesar Rp88.487.000.
Dana ini diperuntukkan untuk dua kegiatan yakni Workshop Penulisan Naskah Drama Musikal Anak Berbahasa Melayu dan Pertunjukan Drama Musikal Anak Berbahasa Melayu Kalimantan Barat (Kalbar) yang berjudul "Kemponan".
"Kegiatan ini cikal bakalnya merespon dari masuknya bahasa Melayu Pontianak ke dalam warisan tak benda. Jadi kami memilih dari salah satu usaha melestarikan bahasa daerah ini dengan membuat workshop penulisan naskah drama berbahasa Melayu dan dipentaskan," ujar Gabriel di Langkau Etnika Art Space, Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, Sabtu (18/11/2023).
Gabriel lalu menjelaskan lewat pertunjukan "Kemponan", ingin ditunjukkan bahwa banyak kosakata bahasa Melayu yang mungkin sudah hampir punah dan jarang didengar lagi. Maka dari itu, Langkau Etnika Kalbar menyasar anak-anak sekolah sebagai pemain drama musikal Berbahasa Melayu. Penontonnya juga mayoritas berasal dari siswa sekolah. Dengan demikian, lewat pertunjukan drama, bahasa Melayu Kalbar bisa tetap terlestarikan.
"Jadi pertunjukan ini menjadi sarana edukasi maupun rekreasi atau hiburan bagi para penonton," tambahnya.
Gabriel lalu mengungkapkan Langkau Etnika baru pertama kali mendapat dukungan dari pemerintah lewat Kemendikbudristek. Selama tiga tahun sebelumnya, Langkau Etnika berkarya lewat kegiatan rutin mingguan dan tahunan dengan melibatkan masyarakat diberbagai lapisan termasuk kehadiran para seniman dan kelompok difabel yang turut serta.
"Ini untuk dua kegiatan ini melalui workshop dan pertunjukan. Iya ini baru pertama kali menerima bantuan dari badan pemerintah apapun. Pengalaman kita ini yang pertama bantuan pemerintah," ungkap Gabriel.
Lebih lanjut, Ketua Langkau Etnika Kalbar Gabriel berharap bantuan pemerintah bisa dilakukan secara berkesinambungan. Selain mengurangi beban operasional, lewat dana bantuan, ia bersama anggota komunitas lainnya semakin termotivasi dalam berkarya.
"Pemerintah itu bagai ibu kita dan anak-anaknya se-Indonesia, jadi banyak yang perlu diperhatikan. Jadi kita tidak selalu bergantung. Memang kami memiliki sumber daya manusia tapi dana juga berpengaruh," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, pemateri Workshop Penulisan Naskah Drama Musikal Anak Berbahasa Melayu, Beben MC mengungkapkan 30 orang peserta workshop yang mayoritas guru, penulis, pelajar dan aktivis anak serta perempuan ini diajarkan untuk praktek membuat naskah drama. Materi yang diberikan mulai dari bagaimana pencarian ide, sistematika penulisan naskah, penokohan dan pembuatan dialog hingga menjadi naskah drama menggunakan bahasa Melayu Pontianak Kalbar.
"Kita lebih pada praktek langsung. Naskah drama yang kuat itu adalah naskah yang punya kedekatan lokalitas emosional dari penulisnya. Ketika penulis berada di tempat dia tinggal, itu lebih bagus mengangkat naskah dengan bahasa dia (penulis) . Ketika dipertunjukkan akan lebih mudah diserap oleh masyarakat sekaligus melestarikan bahasa ibu. Kalau pakai bahasa Melayu, naskah menjadi kuat secara sosio budayanya," tegasnya.