Find Us On Social Media :
Ilustrasi, Tiga Kali Muncul Hujan Es di Palembang, Ini Penjelasan BMKG ()

Tiga Kali Muncul Hujan Es di Palembang, Ini Penjelasan BMKG

Jati Sasongko - Sabtu, 18 November 2023 | 20:30 WIB

Palembang, Sonora.ID – Fenomena hujan es kembali terjadi tepatnya pada hari Jumat (17/11/2023).

Sinta Andayani, Koordinator Bidang  Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang kepada Sonora (18/11/2023) menjelaskan bahwa Sumatera Selatan saat ini masuk awal musim hujan. Ini merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

“Perlu diketahui di musim peralihan adalah musim pancaroba. Beberapa bencana hidrometeorologi bisa saja terjadi dan mengancam masyarakat seperti fenomena hujan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang atau puting beliung, kilat dan guntur serta fenomena hujan es,” ujarnya.

Baca Juga: Atasi Kekeringan, BPBD Sulsel Semai 10 Ton NaCl untuk Turunkan Hujan

“Itu merupakan ciri khas cuaca ekstrim di musim peralihan. Untuk fenomena hujan es dicatat sudah tiga kali di Palembang, pertama di Karya Jaya dan kedua di Gandus,” tandasnya lagi.

Masyarakat perlu memahami bahwa hujan es bisa terjadi diawali dengan munculnya awan hujan kumulonimbus. Secara fisik awannya hitam, tebal dan besar. Itu juga merupakan tanda-tanda cuaca ekstrim.

Di dalam awan terdiri atas lapisan atas terdapat es, lapisan tengah terdapat butiran es dan dibawahnya cair. Yang turun ke permukaan adalah yang cair.

Di hujan es dalam tahap matang terjadi golakan angin, mengaduk, ada naik dan turun yang sangat kencang yang bisa menurunkan lapisan es di lapisan tengah.

Baca Juga: Daftar Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat & Angin Kencang 18-19 November 2023

Juga di awan itu sendiri saat tahap matang disertai hujan yang turun ke permukaan  dalam kecepatan yang tinggi diatas 50 km/jam yang bisa menurunkan partikel es sehingga pada saat turun dipermukaan belum sempat mencair sehingga masih dalam bentuk butiran dan orang menyebutnya hujan es.

“Untuk cuaca ekstrim dihimbau masyarakat waspada diseluruh wilayah sumsel karena potensi cuaca ekstrim tidak mengenal ruang dan waktu dan batasan wilayah. Tanda-tanda alam hujan yang diakibatkan awan kumulonimbus. Masyarakat dapat mengupdate informasi terkait prakiraan cuaca dan daerah yang terdampak cuaca ekstrim melalui media sosial BMKG,” tutupnya.