Banjarmasin, Sonora.ID - Proyek pembangunan shelter di kawasan makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau lebih dikenal Habib Basirih menuai kritik.
Kritik itu sendiri dilontarkan langsung oleh sang zuriat Habib Fathrurrahman Bahasyim, saat melihat proyek yang tepat berada di depan kediaman beliau.
Ia menuding, bahwa proyek yang diketahui menelan berbiaya Rp2,5 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2022 itu asal-asalan.
Bukan tanpa alasan, panjang shelter yang dibangun dinilainya tanggung, hingga membuat kapal tidak bisa menambat saat sungai sedang surut.
“Terbukti saat haul Habib Basirih tidak bisa digunakan. Alhasil jamaah yang datang menggunakan klotok menambat di dermaga milik masyarakat,” ucapnya, kepada Smart FM Banjarmasin.
Oleh karenanya, Habib Fathur sapaan akrab beliau meminta stakeholder terkait untuk mengoreksi proyek tersebut.
“Kita hanya ingin agar shelter ini bisa digunakan. Kalau seperti hanya jadi pajangan buat apa? terkesan mubazir jadinya,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin, Slamet Begjo menepis tudingan proyek itu dikerjakan asal-asalan.
Ia mengingatkan, sebuah bangunan diatas sungai tentu ada aturannya. Yakni Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 52 Tahun 2012 tentang alur pelayaran sungai dan danau.
“Jadi hanya boleh seperdelapan maksimal dari badan sungai. Sehingga menurut hemat kami panjangnya sudah sesuai. Kami juga telah melakukan kajian secara teknis bersama Dinas PUPR,” jelasnya.
Hanya saja memang menurut Slamet, ketika sungai sedang surut akan terlihat tidak seimbang, hingga membuat klotok kurang bisa merapat.