Sonora.ID - Pemerintah bersama para pemangku kepentingan terus berkolaborasi mendorong peningkatan produksi gula di tengah tantangan yang saat ini dihadapi.
Langkah-langkah penguatan tersebut di antaranya melalui penyusunan regulasi dan target swasembada, penerapan teknologi inovasi dalam proses on fram dan off farm, serta kolaborasi lintas sektor.
Hal tersebut terungkap dalam National Sugar Summit (NSS) 2023, Rabu, (13/12/2023), di Waskita Rajawali Tower (WRT), Jakarta.
Konferensi pergulaan terbesar di Indonesia yang pada tahun ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/Holding BUMN Pangan ID FOOD tersebut akan berlangsung 2 (dua) hari pada 13-14 Desember 2023, dengan mengangkat tema “Pemanfaatan Agro-Teknologi Unggul dalam Memacu Tercapainya Swasembada Gula”.
Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan, gula merupakan komoditas pangan strategis yang tingkat konsumsinya terus mengalami pertumbuhan dari tahun-ketahun.
Untuk itu, peningkatan dan efektifitas produksi gula menjadi poin penting dalam rangka mendukung program swasembada gula pada tahun 2028 yang telah dicanangkan pemerintah.
“Peningkatan produksi gula masih menjadi PR bersama. Di mana faktor yang mempengaruhi produktivitas gula bukan hanya semata permasalahan iklim, tetapi juga karena beberapa aspek lainnya termasuk inovasi teknologi di industri gula yang belum banyak terimplementasi di Indonesia,” ujarnya.
Frans mengungkapkan, pemanfaatan teknologi di industri gula mutlak sangat dibutuhkan.
Ia menyebutkan, keberhasilan sejumlah negara produsen gula terbesar dunia seperti Brazil dan India tidak terlepas dari inovasi di bidang teknologi.
“Sebagai contoh negara Brazil, berfokus pada inovasi pengembangan teknologi mesin, sedangkan India berfokus pada pengembangan tanaman tebu. Inovasi teknologi on farm dan off farm. Hal tersebut mutlak dibutuhkan jika kita mengharapkan keberhasilan dalam peningkatan produksi tebu,” tuturnya.
Pihaknya optimis, NSS 2023 dapat menjadi forum untuk mengonsolidasikan komitmen dan semangat para pelaku industri gula nasional untuk meningkatkan produktivitas melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi di setiap proses yang dijalankan di dalam industri gula.
“NSS 2023 menjadi momen yang baik untuk mendapatkan insight terbaru terkait peningkatan produksi gula. Bersama para stakeholder kita suarakan dan dukung keputusan-keputusan konkrit yang dapat membawa perubahan transformatif bagi industri gula, penguatan sinergisitas, serta peran pelaku usaha termasuk BUMN Pangan dalam mendukung swasembada gula,” terangnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yang hadir membuka acara menyampaikan terkait urgensi swasembada gula di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong kompleksitas industri makanan. Kondisi tersebut akan berdampak pada semakin besarnya pasar komoditas gula.
Menurut Erick, Presiden Joko Widodo sudah mengambil posisi dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
Kebijakan ini menunjukkan komitmen dari pemerintah untuk serius mewujudkan swasembada.
Dalam kebijakan tersebut, secara jelas pemerintah menetapkan target yang harus dicapai.
Dari mulai jumlah lahan yang harus terus meningkat, rendemen yang terus naik dihitung dari 7, 8, dan 11 persen.
Selanjutnya, Menteri Erick mengajak seluruh stakeholder gula nasional saling berkolaborasi mewujudkan swasembada gula di tahun 2030, dengan roadmap telah disepakati bersama.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam penyampaiannya menjelaskan mengenai kondisi stok dan harga gula serta dukungannya terhadap percepatan swasembada gula.
Terkait stock, menurutnya, berdasarkan prognosa neraca pangan periode Januari-Desember 2023, ketersediaan gula diproyeksikan cukup dan aman hingga akhir tahun.
NFA juga saat ini tetap fokus untuk melakukan stabilisasi harga gula. Per tanggal 11 Desember 2023, harga gula Indonesia rata-rata mencapai angka Rp. 17.331 per kg.
Langkah stabilisasi terus dilakukan melalui harga acuan pembelian dan penjualan gula yang pembahasan dan penetapannya melibatkan stakeholders gula nasional dari hulu hingga hilir.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AGI Budi Hidayat mengatakan, seiring bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan pertumbuhan ekonomi maka konsumsi gula akan terus tumbuh.
Saat ini diperkirakan total konsumsi rumah tangga dan industri mencapai 7 juta ton sedangkan produksi dalam negeri hanya dapat dipenuhi dari gula eks tebu yang berjumlah 2,27 juta ton di tahun 2023 ini.
Untuk itu, pihaknya merespon positif langkah pemerintah menerbitkan Perpres Nomor 40 tahun 2023.
Beleid tersebut menunjukkan komitmen dan tekad pemerintah untuk mencapai swasembada gula konsumsi di tahun 2028 dan swasembada gula total (Gula konsumsi dan industri) pada tahun 2030.
“Kebijakannya sudah ada, sekarang proses menuju ke sana yang harus dijalankan dan dikawal bersama. Aksi dan kolaborasi bersama antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan peneliti, asosiasi, serta stakeholder lainnya menjadi faktor penentu. Semua harus seiring sejalan dalam memperkuat ekosistem gula nasional,” ujarnya.
Perpres tersebut, tambah Budi, juga menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh entitas pergulaan nasional.
"Komunitas pergulaan khususnya para pelaku industri selaku produsen bersama petani tebu ditantang untuk bisa ikut berperan menyukseskan Perpres tersebut, dengan meningkatkan daya saing ekosistem industri gula, khususnya dalam produktivitas tanaman tebu dan efisiensi PG,” terangnya.
Dalam upaya menuju swasembada gula, Budi sependapat, bahwa salah satu instrumen yang perlu diperkuat adalah penggunaan teknologi tinggi.
“Teknologi sangat berperan untuk meningkatkan kinerja produksi gula maupun untuk pengambilan keputusan bisnis lainnya. Untuk itu tema yang dipilih dalam NSS 2023 kali ini sangat relevan, yaitu Pemanfaatan Agro-Teknologi Unggul dalam Memacu Tercapainya Swasembada Gula,” ungkapnya.
Ketua Panitia NSS 2023 Adrian Wijanarko mengatakan, kegiatan ini menyelenggarakan diskusi panel yang mengangkat sejumlah tema terkait industri gula, di antaranya digitalisasi gula Indonesia dalam rangka supply chain efficiency yang akan disampaikan Direktur Supply Chain Management dan TI ID FOOD Bernadetta Raras, arah kebijakan industri gula sesuai Perpres No. 40 Tahun 2023, kebijakan menjaga pasokan gula di tengah dinamika harga gula yang tinggi, pengembangan agro-teknologi berbasis IT, digital dan precision farming dalam perkebunan tebu, rekayasa teknologi dalam penciptaan varietas unggul baru.
“Selain itu, akan dilaksanakan penyerahan awards bagi Pabrik Gula dan Petani tebu berprestasi dan Life Time Achievement Awards Tokoh Pergulaan, serta Kongres XIV IKAGI dan Rapat Pleno Luar Biasa AGI,” jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Menko II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Bidang Perekonomian Dida Gardera, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, Direktur Utama Holding Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III M. Abdul Ghani, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia Budi Hidayat, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara sekaligus Ketua IKAGI Aris Toharisman, jajaran Direksi ID FOOD dan ID FOOD Group.
Baca Juga: 3 Resep Klepon Gula Merah Kenyal dan Lembut