Sonora.ID - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) terus berupaya mempercepat pemerataan konektivitas digital melalui pembangunan infrastruktur digital khususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Kendati demikian, konektivitas juga harus diiringi oleh peningkatan literasi untuk mengatasi kesenjangan digital yang terjadi.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengungkapkan, Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 berkapasitas 150 Gbps yang diluncurkan pada 18 Juni 2023 akan beroperasi dan menjangkau fasilitas layanan publik terutama di daerah 3T mulai akhir tahun ini.
SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps - terbesar di Asia dan ke-5 di dunia - bisa dimanfaatkan sebagai layanan akses internet ke 37 ribu titik dengan kecepatan sampai 5 Mbps.
“Untuk mendukung pengoperasian SATRIA-1 dibangun 11 stasiun bumi (gateway) di beberapa wilayah, yaitu, Cikarang Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura,” ujar Fadhilah pada acara Talk Show bertema “Peran Media Dalam mengakselerasi ekonomi digital di daerah 3T”.
Baca Juga: Ketua DWP Kominfo RI : Perempuan Perlu Menyiapkan Diri dari Ancaman Digital!
Selain pengoperasian SATRIA-1, BAKTI Kominfo juga menegaskan komitmennya dalam menyelesaikan proyek pembangunan base transceiver station (BTS) 4G di daerah 3T.
BAKTI telah berkoordinasi dan mendapatkan bantuan berupa peninjauan dan pendampingan dari Tim Jamdatun Kejaksaan Agung dan Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo dalam mengkaji setiap opsi maupun langkah yang akan diambil.
Setelah melalui banyak proses dan mengikuti pendampingan serta rekomendasi dari Satgas BAKTI Kominfo, komitmen tersebut berhasil dituangkan lewat penandatangan kontrak operation dan maintenance dengan para mitra untuk pengoperasian BTS 4G.
Penandatanganan kerja sama pengoperasian BTS 4G ini sempat tertunda lantaran adanya kasus hukum pada pertengahan 2023.