Jakarta, Sonora.ID - Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama menjadi sorotan utama dengan kehadiran maestro musik dangdut Indonesia, Rhoma Irama.
Acara ini digelar oleh Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat, 5 Januari 2024.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Suyitno mengatakan pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0.
Platform konvensional seperti TOT, MOT, penggerak, dan insersi dalam kurikulum telah memberikan dampak positif.
“Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa,” ujar Suyitno di Jakarta, Jumat malam (5/1/2023).
Sementara itu, Rhoma Irama di depan para penonton mengungkapkan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa.
Menurutnya, Sejak 13 Oktober 1973, ia mendeklarasikan Soneta sebagai "the voice of muslim," dan hingga kini, ia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.
Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, seperti Rhoma Irama yang diundang ke Amerika Serikat dalam International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia.
Keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.
Baca Juga: Lirik Lagu Romantika Milik Rhoma Irama
Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya yang kehidupannya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang.
“The power of music can change a person's character,” ungkap Rhoma.
Berkat moderasi beragama, Rhoma Irama melihat adanya local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik.
Dengan hati-hati, ia mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.
Pada pagelaran ini, sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik turut memeriahkan acara.
Donny Evans, juara 1 lomba musik moderasi beragama, dan Siska Septiani, juara 1 Forsa Idol tingkat nasional, menunjukkan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana efektif untuk menyuarakan pesan moderasi beragama.
Selain itu, Ayuning Niwang Nastiti, dara manis kebanggaan UIN SGD Bandung dan kontestan KDI 2018, membuktikan bahwa musik dangdut Indonesia memiliki tempat penting dalam seni dan budaya, sebagai wujud moderasi beragama yang merangkul keberagaman.
Baca Juga: Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI Produksi Konten Video Alkitab Bahasa Isyarat bagi Difabel
Puncak acara mencapai klimaks ketika Suyitno, didaulat tampil duet bersama Ayuning Niwang Nastiti, menyanyikan lagu Rhoma Irama.
Suasana ratusan pengunjung yang memadati hall B JCC Senayan pun seketika semakin meriah.
Rhoma Irama menutup penampilannya dengan membawakan beberapa lagu, menghadirkan hiburan yang tak terlupakan bagi seluruh penonton.
Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama ini terbukti tidak hanya menjadi panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia, tetapi juga memperkuat peran musik sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.