Sonora.ID – Bulan Rajab adalah salah satu dari bulan yang agung dan mulia, karena banyak keutamaannya di dalamnya.
Allah SWT menyatakan bulan Rajab sebagai bulan agung dan mulia, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (Surat At-Taubah ayat 36).
Disebut “bulan haram” (الأشهر الحرم) karena pada bulan-bulan tersebut umat Islam dilarang mengadakan peperangan.
Bulan haram adalah empat bulan mulia di luar Ramadan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Tanggal 1 Rajab 2024 jatuh pada Sabtu, 13 Januari 2024. Umat islam dianjurkan untuk melakukan sejumlah amalan agar mendapat berkah dari Allah SWT.
Maka dari itu, topik khutbah Jumat tentang bulan Rajab sebagai bulan yang mulia baik dibawakan khatib untuk menyambut bulan Rajab.
Berikut 3 khutbah Jumat tentang bulan Rajab singkat namun penuh makna dan menyentuh yang bisa dijadikan referensi.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 2024, Singkat Tapi Menyentuh Hati
1. Khutbah Jumat Keutamaan Bulan Rajab
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحِسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْجُوْدِ وَالْوَفَاءِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Puji syukur kepada Allah swt yang masih memberikan kita semua ibadah dan inayat, sehingga bisa terus aktif dalam menunaikan ibadah shalat Jumat.
Semoga ibadah yang kita lakukan menjadi ibadah yang diterima oleh-Nya, amin. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw yang telah berhasil menyebarkan Islam dengan penuh kasih sayang, dengan sikap sopan santun.
Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk selalu memaksimalkan ketakwaan dengan memperbanyak ibadah, ketaatan, kebaikan, memantapkan keyakinan kepada Allah, dan pasrah diri kepada-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk kita bawa menuju akhirat selain ketakwaan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Saat ini kita telah berada di dalam salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang dikenal dengan bulan haram, yaitu bulan Rajab.
Maka, sudah saatnya bagi kita semua untuk memaksimalkan ibadah di bulan ini dan tidak menyia-nyiakannya, khususnya di bulan yang sangat mulia ini.
Sebab, konsep manusia perspektif Islam semata-mata untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat [51]: 56).
Kita semua diciptakan oleh Allah agar beribadah kepada-Nya. Semua itu tidak lain selain bentuk rahmat dan kasih sayang dari Allah kepada manusia, agar bisa mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukannya, sehingga mendapatkan tempat yang mulia di akhirat, yaitu surga.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Pada dasarnya beribadah kepada Allah tidak membutuhkan waktu secara khusus, baik bulan Rajab maupun bulan yang lainnya. Siapa saja yang beribadah, maka ia akan mendapatkan pahala dari-Nya.