Sonora.ID - Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati mengapresiasi capaian Program Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 (PMM 4).
Perjuangan dari angkatan 1 sampai 3 sangat keras untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya belajar di luar kampus.
Kali ini, sebanyak 128 Pimpinan dan Koordinator Perguruan Tinggi Penerima Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 (PMM 4) turut hadir pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Program PMM 4 di Gedung A Kemendikbudristek Jakarta, Kamis (18/1).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati mengakui tidak mudah dalam menyiapkan segala sesuatunya. Ia juga menekankan pentingnya Program PMM untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi dan menghargai keberagaman.
“Mereka yang mampu berkolaborasi, mereka yang mampu bekerja sama, dan mereka yang mampu menghargai keberagaman itulah yang akan tetap eksis,” tandas Kiki.
Menurut Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Sri Suning Kusumawardani, semangat yang disebarkan Program PMM ini memacu para mahasiswa untuk mengukir cerita baik dan mengulik keunikan keberagaman budaya Indonesia.
“Semboyan “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya” dari Program PMM ini memacu semangat para peserta mahasiswa untuk menorehkan berbagai cerita baik tentang keunikan proses pertukaran budaya serta diseminasi nilai-nilai toleransi yang dipelajari dan dimaknai selama mengikuti program,” ungkapnya.
Suning mengajak seluruh pimpinan dan koordinator perguruan tinggi untuk menguatkan komunikasi untuk raih kesuksesan pelaksanaan program.
“Kunci penting dari kesuksesan Program PMM adalah komunikasi yang kuat, erat, dan didasarkan atas asas cita-cita luhur bersama untuk menghadirkan pendidikan berkualitas bagi para calon pemimpin bangsa,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri dalam laporannya menyampaikan capaian pelaksanaan Program PMM Angkatan 3. Dari hasil survei didapatkan bahwa pelaksanaan Program PMM relevan terhadap peningkatan pengalaman keberagaman di Indonesia.
"Dosen Modul Nusantara terbukti membantu mahasiswa dalam peningkatan pemahaman atas isu kebinekaan, wawasan kebangsaan, dan rasa cinta tanah air," ungkap Asri.
Asri berharap, penandatanganan PKS Program PMM 4 ini dapat menguatkan kolaborasi untuk mendukung kelancaran administrasi pelaksanaan program. Ia menyampaikan bahwa Program PMM 4 sedikit berbeda dengan angkatan-angkatan sebelumnya yang dilaksanakan di semester ganjil. Sementara, Program PMM 4 ini akan dilaksanakan di semester genap. Pada Program PMM 4, tercatat sebanyak 16.250 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan akan bertukar untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan Modul Nusantara di 128 Perguruan Tinggi Penerima yang tersebar di 29 Provinsi di Indonesia. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk melakukan mitigasi pencegahan tiga dosa besar di dunia pendidikan.
"Bersama-sama mari kita melakukan tindakan-tindakan mitigasi untuk mencegah terjadinya kasus tiga dosa besar dalam pendidikan, baik secara institusional maupun individual melalui tata kelola program yang baik. Penguatan tata kelola dapat dilakukan di antaranya dengan penguatan budaya, komunitas, pendidik, dan fokus pada upaya pencegahan daripada penanganannya," tandasnya.
Pada acara ini, hadir Koordinator Perguruan Tinggi Penerima dari Universitas Padjajaran (Unpad), Erli Sarilita, yang mengutarakan testimoni pelaksanaan PMM. Menurutnya, dalam rangka mewujudkan visi 'Bermanfaat dan Mendunia', Unpad merasa terhormat dan bangga menjadi tuan rumah bagi lebih dari 1.000 mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia melalui Program PMM selama dua tahun berturut-turut.
"Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan komitmen kami terhadap pendidikan inklusif dan keberagaman, tetapi juga merupakan langkah strategis menuju pencapaian status universitas kelas dunia,” jelasnya.
Menurutnya, Program PMM menguatkan Unpad untuk memperkaya pengalaman akademik dan memperluas wawasan mahasiswa Unpad, membekali mereka untuk berkompetisi dan berkontribusi di kancah global, sambil tetap mengakar kuat dalam misi untuk melayani dan memajukan masyarakat Indonesia. Keikutsertaannya dalam jumlah signifikan ini bukan hanya menunjukkan kapasitas Unpad dalam menyambut mahasiswa dari latar belakang yang beragam, tetapi juga mencerminkan dedikasi dalam berkontribusi pada pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Senada dengan Erli, Koordinator dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Supriyanto juga menyampaikan kesan positif telah bergabung sebagai Perguruan Tinggi Penerima Program PMM.
“Pelaksanaan Program PMM telah sesuai dengan ekspektasi, banyak testimoni positif yang disampaikan mahasiswa PMM yang belajar di Unesa terkait pengalaman berada di tengah keberagaman serta memperkuat pemahaman lintas budaya,” ungkapnya.
Ia juga menceritakan kampus dalam mempersiapkan mahasiswa Program PMM yang akan bertukar sementara di perguruan tinggi lain dengan proaktif menyelenggarakan pembekalan internal yang disampaikan oleh para alumni PMM angkatan sebelumnya. Supriyanto berpesan bagi perguruan tinggi yang belum mengikuti program ini segera bersiap dan mengikuti proses seleksi sebagai PT Penerima. Kesempatan menjadi bagian dari Program PMM merupakan suatu kebanggaan karena dapat belajar banyak hal, mendapat berbagi informasi, peningkatan kualitas layanan, dan berbagi pengalaman ragam budaya dari mahasiswa yang bertukar sementara.