Sonora.ID - Dalam meningkatkan sinergitas Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara gandeng Tim Pengendali Inflasi Daerah Sulawesi Utara dan Kabupaten/Kota karena Bank Indonesia merupakan anggota dari TPID.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Andry Prasmuko dalam kegiatan capacity building dan rapat koordinasi TPID Provinsi Sulut dan kabupaten/kota di kantor Bank Indonesia Sulawesi Utara, rabu 31 januari 2024.
"Ia menambahkan pertemuan rapat koordinasi ini harapan utamanya adalah meningkatkan sinergi kalau terjadi lonjakan harga beras, cabe, tomat, bawang apapun itu baiknya dilaksanakan secara serempak hasilnya akan lebih cepat daripada ditangani sendiri-sendiri,”pungkasnya.
Baca Juga: Kadis Ketahanan Pangan Kalbar Ajak Masyarakat Beralih Ke Pangan Lokal
Ia mencontohkan harga cabe yang meroket di tahun 2023 dengan kisaran harga 100 ribu per kilo padahal Sulawesi Utara memiliki sentra-sentra cabe yaitu di Minahasa.
"Untuk itu perlu ditingkatkan koordinasi agar dapat mengendalikan inflasi di tahun 2024,”ungkap Andry.
Upaya lain yang dapat dilakukan dalam pengendalian inflasi tahun 2024 ini adalah penggunaan insentif fiskal.
Ada 4 kabupaten kota mendapatkan insentif fiskal yang diterima antara delapan sampai sembilan miliar, yaitu minahasa selatan, minahasa utara, bolaang mongondow, dan bitung, Insentif tersebut merupakan reward dari kementrian keuangan karena berhasil mengendalikan inflasi.
Untuk pengendalian inflasi tahun 2024 tetap konsentrasi pada komoditas pangan karena komoditi itu yang bisa di orkestrasi.
"Sektor ekonomi sulawesi utara yang paling banyak itu pertanian dan holtikultura, harapannya potensi-potensi ini yang dapat di optimalkan agar tidak mengambil dari provinsi lain.”ujar Andry.
Baca Juga: Komitmen Kendalikan Inflasi, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Luncurkan GPISS
Penulis : Steve Rawis