Sonora.ID - Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi disebut-sebut sebagai situs Buddha tertua di Asia Tenggara.
Bukan hanya itu, kawasan luas yang berada di antara rimbun hutan tepian Sungai Batanghari juga menyimpan kekayaan flora dan fauna, termasuk di keberadaan pohon-pohon duku, nangka serta durian yang berjumlah ribuan.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V (Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung), Agus Widiatmoko mengatakan, di musim panen yang berlangsung belum lama ini, perkebunan duku menghasilkan pemasukan bagi negara hampir Rp700 juta.
Ia menjelaskan khusus pohon-pohon duku, ada sekitar 7.000 pohon di sepanjang zona lahan inti, terhitung sekitar 235 hektar dari total luasan kawasan KCBN yang mencapai 3.981 hektar.
Tak sekadar jadi pohon penjaga lanskap alam, ujar Agus, pohon-pohon duku di kawasan ini bisa menghasilkan berton-ton buah duku setiap musim panennya. Hasil panen ini akhirnya menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Baca Juga: PetroChina Jabung Raih Penghargaan Subroto 2023 Bidang PNBP Pada Kegiatan Usaha Hulu Migas
Agus lalu mengungkapkan dengan hasil panen buah duku yang berlimpah, KCBN menjadi satu-satunya kawasan cagar budaya yang bisa menyumbangkan kas negara dalam jumlah besar dari hasil alamnya.
"Mungkin ini baru satu di antara cagar budaya lain di Indonesia, baru dari duku saja, itu totalnya hasil lelang sekitar Rp700 juta lebih, dan setelah dipotong sejumlah biaya, bisa kasih 600 juta lebih ke kas negara," ujar Agus kepada Sonora di kawasan KCBN Muarajambi, Sabtu (3/2).
Buah duku yang dihasilkan dari kawasan KCBN Muarajambi rasanya manis dengan tekstur daging buah yang cukup tebal, membuat hasil duku KCBN Muarajambi jadi salah satu primadona.
Untuk diketahui, hasil duku dari kawasan ini, termasuk daerah-daerah lainnya di Jambi, termasuk penyuplai utama ke kota-kota besar di Indonesia, yang umumnya dikenal sebagai duku Palembang.