Penajam, Sonora.ID - Sekretaris Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU) Sujiati berharap segera ada solusi soal sumber air untuk irigasi atau pengairan lahan persawahan padi di Kecamatan Babulu, PPU.
Pasalnya, sebagian besar lahan persawahan di Babulu kini alih fungsi menjadi kebun kelapa sawit lantaran kendala pengairan.
"Salah satu kendalanya air, apalagi saat ini kemarau panjang jadi luar biasa (dampaknya). Petani kalau sudah gagal panen sekali kan habis. Nah mereka sudah berhitung dengan orang yang menanam sawit ternyata penghasilannya lebih daripada tanaman pangan," kata Sujiati saat ditemui Rabu (21/2/2024).
Kendati tak merincinya, Sujiati mengakui kini produksi padi di Babulu jauh menurun.
"Walaupun sosialisasi tapi gak bisa salahkan petani juga karena menanam padi juga gak hidup karena gak ada airnya. Solusinya ya air," paparnya.
Baca Juga: Pj. Bupati Makmur Marbun Jaring Atlet Muda yang Berprestasi
Bila diperhitungkan penghasilan yang bisa diperoleh petani, kata Sujiati memang jauh lebih besar bila berkebun sawit karena bisa panen dalam waktu 15 hari. Sementara untuk tanaman padi hanya bisa panen sekali dalam setahun.
"Kecuali ada pengairan, bisa dua kali panen dalam setahun jadi ada (pendapatan) lebih untuk petani," ujarnya.
Bukan itu saja, menanam kelapa sawit lebih mudah perawatannya dan tahan terhadap kondisi panas saat musim kemarau.
"Saya sendiri berupaya agar petani tidak beralih fungsi tapi apa daya, karena kendalanya air," ujarnya.
Dia pun berharap pembangunan bendung gerak Sungai Telake di perbatasan Kecamatan Babulu, PPU dan Kecamatan Long Kali di Kabupaten Paser bisa segera terealisasi untuk menyelesaikan persoalan kekurangan air di lahan persawahan petani.
"Kalau tidak segera terealisasi dalam setahun ini maka bisa kehilangan berhektar-hektar lahan pangan lagi," ujarnya. (Adv/DPRD PPU)