Find Us On Social Media :
Kelenteng Tien Kok Sie tempat ibadah Tri Dharma di Pasar Gede Solo. (tribunnews.com)

Menilik Sisi Selatan Kawasan Pasar Gede Solo, Kelenteng Tien Kok Sie

Ria FM Solo - Sabtu, 24 Februari 2024 | 18:10 WIB

Surakarta, Sonora.ID  - Di kawasan Pasar Gede Hardjonagoro, Solo, tepatnya di bagian Selatan terdapat sebuah tempat ibadah yakni Kelenteng Tien Kok Sie.

Kata ‘Sie’ memiliki arti kelenteng dan ‘Tien’berarti Tuhan. Nama Kelenteng Tien Kok Sie memiliki arti sebagai tempat ibadah untuk pemujaan kepada Tuhan.

Sebelum diubah namanya menjadi Kelenteng Tien Kok Sie, dulu kelenteng tersebut juga dikenal dengan nama Vihara Avalokitesvara.

Perubahan nama itu dilakukan seiring dengan kebijakan yang menetapkan Konghucu sebagai salah satu agama yang diakui secara resmi di Indonesia.

Kelenteng Tien Kok Sie berfungsi sebagai tempat ibadah Tri Dharma, yaitu untuk penganut Taoisme, Konghucu, dan Buddha.

Sehingga umat yang datang untuk berdoa di tempat ibadah ini juga berasal dari ketiga kepercayaan tersebut.

Pengurus kelenteng Tien Kok Sie juga mengungkapkan bahwa tempat ibadah ini diperkirakan berdiri sejak 300 tahun yang lalu.

Sekitar tahun 1748 atau tiga tahun setelah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri di tahun 1745, Kelenteng Tien Kok Sie dibangun.

Awalnya, bangunan tempat ibadah itu berada di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Namun, setelah peristiwa Geger Pecinan, Keraton Kartasura harus dipindahkan ke Surakarta (Desa Sala).

Seiring perpindahan ibu kota kerajaan, pasar sebagai pusat keramaian termasuk juga Klenteng Tien Kok Sie juga ikut berpindah.

Di atas tanah milik Keraton Kasunanan Surakarta, Kelenteng ini dibangun kembali, dan pendiriannya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal di wilayah pecinan Pasar Gede Hardjonagoro.