Makassar, Sonora.ID - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, mengapresiasi Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) 2024 yang digelar Pemerintah Kota Makassar di Four Points By Sheraton, Senin (26/2/2024).
Ia menyebut, Rakorsus ini adalah rembuk kota terbesar dalam sejarah pemerintahan di Indonesia. Ini ditandai dengan pelibatan seluruh Kepala OPD lingkup Pemkot Makassar serta seluruh pemangku kepentingan yang jumlahnya sekitar 1200 orang. Termasuk para narasumber berskala nasional maupun internasional.
"Saya kira ini rembuk kota terbesar dalam sejarah pemerintah indonesia ini yang perlu diapresiasi. Terus terang, sudah 28 tahun saya jadi pegawai negeri dan kerja di Kemendagri, baru saya lihat sebuah rembuk kota ini melibatkan banyak aktor dan jumlahnya besar waktunya sangat panjang dari pagi sampai malam hari," ujar Bahtiar kepada wartawan usai memberi sambutan pada Rakorsus.
Tak hanya sekadar kuantitas peserta serta panjangnya durasi, lebih dari itu, Bahtiar bilang, tema yang dibahas sangat penting yakni terkait isu Low Carbon. Ini mengingat isu Low Carbon menjadi perhatian di seluruh dunia. Isu Low Carbon juga, kata Bahtiar, sesuai dengan program perencanaan pembangunan jangka panjang Pemprov Sulsel 2024-2045
"Kita membangun Sulsel yang mandiri berdaulat dan maju karena itu tema nasional tapi dalam ekosistem ekonomi biru. Ekosistem ekonomi biru itu yang ramah lingkungan, alam diutamakan. Silakan mengolah alam, membangun kota, tapi jangan lupa alam harus dirawat. Karena alam ini harus dipastikan sehat dan menjadi lingkungan yang hidup. Sekali lagi ini idenya keren banget," ucap Bahtiar.
Baca Juga: Pembicara dari Lima Negara Bahas Low Carbon City di Rakorsus Pemkot Makassar
Menurutnya, Makassar harus menjadi contoh seluruh Kabupaten Kota di Sulsel. Itu karena Low Carbon bukan hanya urusan Makassar. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri itu pun mendorong Kabupaten dan Kota tak ragu menyampaikan gagasannya. Tidak menutup kemungkinan, gagasan tersebut dapat diduplikasi hingga ke level Pemerintah Provinsi bahkan Pusat.
"Kita tidak ragu kalau ada program Kabupaten Kota yang bagus kita duplikasi jadi kebijakan Provinsi. Ada kebijakan Provinsi bagus kita dorong jadi kebijakan nasional pemerintahan itu begitu. Tidak harus semua dari atas. Hari ini Makassar menjadi contoh bagaimana sebuat kota merencanakan low carbon ini diurus dan dibicarakan," tutup Bahtiar.
Diketahui, pada Rakorsus tahun ini, Pemerintah Kota Makassar menghadirkan enam pembicara dari lima negara yang akan membahas terkait Low Carbon City.
Mereka yang hadir adalah Helen Santiago Fink selaku Program Manager Of US-ASEAN Smart City Partnership (USASCP) U.S Departement Of State (EAP/MLA) Cherokee Nation 3S Washington SD (Amerika Serikat), Hirotsugu Kato selaku Excecutive Officer At Oriental Consultan Global Japan (Jepang), Long Ji Sheng selaku Doctor Waste Management Planning and Engineering Shanghai SUS Environment (Cina), Wangda Zuo Professor Architectural Engineering Pennsylvnia State University (Amerika Serikat).
Kemudian, Tony Wong Professor Sustainable Development Monash University (Australia), dan Jon Lim Senior Vice President International Business Development ST Engineering (Singapura).
Baca Juga: Pembicara dari Lima Negara Bahas Low Carbon City di Rakorsus Pemkot Makassar