Find Us On Social Media :
Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah/Gun ()

Tahun 2023 Sektor Jasa Keuangan Jabar Stabil dan Terjaga

Indra Gunawan - Sabtu, 9 Maret 2024 | 17:40 WIB
Bandung, Sonora.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menilai stabilitas sektor jasa keuangan Jawa Barat pada 2023 terjaga dan resilien dengan kinerja keuangan yang bertumbuh dan memiliki indikator prudensial yang memadai.
 
Dalam siaran persnya, Kamis (7/3/2024), disebutkan perkembangan kinerja Perbankan di Jawa Barat pada Desember 2023 mengalami pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan sebesar 6,50 persen (yoy) dengan total nominal pembiayaan mencapai Rp603,7 triliun dan market share sebesar 8,5 persen dibandingkan total pembiayaan nasional atau merupakan provinsi dengan penyaluran pembiayaan yang terbesar ke-2 setelah DKI Jakarta. 
 
Selain itu, indikator kinerja perbankan lainnya turut mengalami pertumbuhan antara lain aset tumbuh 3,71 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,04 persen (yoy), dan NPL yang membaik menjadi 3,23 persen dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar 3,25 persen. 
 
Baca Juga: DBD di Jabar Tembus 7000an Kasus, Kadinkes: Warga Harus Aktif Terapkan 3M Plus
 
Sedangkan kinerja Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat turut mengalami pertumbuhan positif antara lain aset tumbuh 4,01 persen (yoy), DPK tumbuh 4,46 persen (yoy), kredit tumbuh 9,17 persen (yoy) dan NPL terjaga dengan baik yaitu 1,25 persen.   
 
Pembiayaan Bank Umum Konvensional di Jawa Barat mencapai Rp522,2 triliun atau tumbuh 5,78 persen (yoy) dengan market share sebesar 86,5 persen dibanding seluruh pembiayaan di Jabar.
 
Dari sisi NPL dapat terjaga pada level 3,07 persen. Pembiayaan Bank Umum Syariah Jawa Barat mencapai Rp59,5 triliun atau tumbuh 13,04 persen (yoy) dengan market share sebesar 9,9 persen dibandingkan seluruh pembiayaan di Jawa Barat. Dari sisi NPF terjaga pada level 2,11 persen. 
 
Pembiayaan BPR/BPRS Jawa Barat mencapai Rp22,0 triliun atau tumbuh 6,87 persen dengan market share sebesar 3,6 persen dibandingkan seluruh pembiayaan di Jawa Barat namun dari sisi NPL terpantau cukup tinggi pada level 10,17 persen.
 
"Sekitar 49,8 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan untuk jenis penggunaan konsumsi, sedangkan modal kerja dan investasi masing-masing sebesar 35,9 persen dan 14,3 persen," ucap Kepala OJK Jabar Imansyah.
 
"Pertumbuhan pembiayaan tertinggi disalurkan untuk investasi yaitu tumbuh 10,8 persen (yoy)," imbuhnya.
 
Berdasarkan kepemilikan, sekitar 58,0 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan oleh Bank Persero. Pertumbuhan pembiayaan tertinggi adalah Bank Campuran yaitu 11,61 persen (yoy) meskipun dengan market share sebesar 1,99 persen. 
 
Berdasarkan KBM,  sekitar 46,7 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan oleh Bank KBMI 4. Pembiayaan Bank KBMI 2 tumbuh paling tinggi yaitu mencapai 10,68 persen (yoy).
 
Total penyaluran KUR Nasional per Desember 2023 mencapai Rp 260,1 triliun, sedangkan penyaluran KUR di Jawa Barat mencapai Rp29,1 triliun dengan atau memiliki porsi 11,1 persen dibandingkan total penyaluran KUR Nasional. Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai Rp18,6 triliun atau 64,0 persen dibandingkan total penyaluran KUR di Jawa Barat.  
 
Sedangkan piutang pembiayaan di Jawa Barat mencapai Rp74,68 triliun atau tumbuh positif sebesar 10,3 persen (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar 62,9. Kinerja Perusahaan Pembiayaan tersebut ditopang oleh 1.331 kantor perusahaan pembiayaan baik kantor cabang maupun kantor pemasaran.
 
Baca Juga: Kolaborasi dengan Ekosistem Digital akan Topang Kinerja Positif Perbankan
 
Jumlah pembiayaan LKM yang berkantor pusat di wilayah Jawa Barat mencapai Rp201,1 miliar dengan total aset sebesar Rp288,3 miliar. Jumlah jaringan kantor LKM di wilayah Jawa Barat sebanyak 25 kantor. 
 
Pada Desember 2023, jumlah perusahaan fintech peer to peer lending yang berizin sebanyak 101 perusahaan dengan nominal pembiayaan di Jawa Barat mencapai Rp16,6 triliun kepada 5,17 juta debitur. Dari sisi tingkat wanprestasi di atas 90 hari sejak jatuh tempo (TWP 90) yaitu sebesar 3,82 persen.
 
Diketahui juga, sampai dengan Desember 2023, total Single Investor Identification (SID) di Jabar mencapai 2,6 juta, atau 22,3 persen dari total SID Nasional. 
 
"Tren SID di Jawa Barat terus meningkat, baik dari jumlah maupun proporsi secara nasional. Artinya peningkatan SID di Jawa Barat tergolong cukup masif dibanding daerah lain. Berdasarkan jumlah SID, Investor Jawa Barat berada di urutan pertama secara Nasional yang didominasi investor ritel," pungkas Imansyah.