Sonora.ID- Berikut ini adalah ulasan tentang Kaidah Kebahasaan Teks Berita: Membangun Narasi Objektif dan Informatif.
Teks berita merupakan salah satu jenis teks yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya sebagai penyampai informasi terkini kepada khalayak luas mengharuskan teks berita memiliki kaidah kebahasaan yang baku, objektif, dan informatif.
Berikut ini adalah uraian mendalam mengenai kaidah kebahasaan teks berita:
Baca Juga: 20 Contoh Soal Teks Berita Kelas 7 Kurikulum Merdeka, dan Jawabannya
1. Penggunaan Bahasa Baku
Kaidah kebahasaan pertama dan utama dalam teks berita adalah penggunaan bahasa baku.
Hal ini berarti bahwa teks berita harus menggunakan ragam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah tata bahasa dan ejaan yang dibakukan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Penggunaan bahasa baku ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan dalam teks berita dapat dipahami dengan mudah dan akurat oleh seluruh pembaca, terlepas dari latar belakang bahasa mereka.
Contoh:
- Salah: Banjir bandang menerjang ibukota Jakarta.
- Benar: Banjir bandang menerjang ibu kota Jakarta.
Baca Juga: 7 Ciri Khas Ragam Bahasa Teks Berita: Jembatan Informasi yang Objektif dan Aktual
2. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Teks berita sering kali menyajikan pernyataan atau kutipan dari narasumber.
Dalam hal ini, kaidah kebahasaan yang tepat untuk digunakan adalah kalimat langsung dan tidak langsung.
Kalimat langsung digunakan untuk menyampaikan pernyataan narasumber secara utuh, sedangkan kalimat tidak langsung digunakan untuk meringkas atau menginterpretasikan pernyataan narasumber.
Contoh Kalimat Langsung:
- "Pemerintah akan segera memberikan bantuan kepada para korban bencana alam," ujar Menteri Sosial.
Contoh Kalimat Tidak Langsung:
- Menteri Sosial menyatakan bahwa pemerintah akan segera memberikan bantuan kepada para korban bencana alam.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Berita Bahasa Inggris Singkat, Lengkap dengan Artinya
3. Kata Kerja Mental
Teks berita juga sering kali menggunakan kata kerja mental untuk menggambarkan pikiran, perasaan, atau pendapat narasumber.
Kata kerja mental ini biasanya digunakan dalam kalimat langsung maupun tidak langsung.
Contoh Kata Kerja Mental:
- Berpikir: "Menteri Keuangan berpikir bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 5% di tahun ini."
- Merasa: "Para korban bencana alam merasa trauma dengan kejadian yang mereka alami."
- Menginginkan: "Masyarakat menginginkan agar pemerintah segera menyelesaikan masalah ini."
Baca Juga: Struktur Teks Berita Bahasa Indonesia 5W+1H yang Baik dan Benar
4. Keterangan Waktu dan Tempat
Unsur waktu dan tempat sangat penting dalam teks berita.
Oleh karena itu, kaidah kebahasaan yang tepat untuk digunakan adalah penggunaan keterangan waktu dan tempat yang jelas dan akurat.
Keterangan waktu dapat berupa tanggal, jam, atau periode waktu, sedangkan keterangan tempat dapat berupa nama kota, negara, atau alamat.
Contoh Keterangan Waktu:
- Gempa bumi terjadi pada hari Senin, 16 April 2024, pukul 15.30 WIB.
- Banjir melanda beberapa wilayah di Jawa Barat sejak dua minggu lalu.
Contoh Keterangan Tempat:
- Kecelakaan maut terjadi di Jalan Tol Jagorawi KM 27.
- Api melahap habis sebuah rumah di Kampung Kramat, Jakarta Pusat.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Pawarta Bahasa Jawa Bencana Alam: Singkat dan Artinya
5. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal digunakan untuk menghubungkan antar kalimat atau paragraf yang menunjukkan urutan waktu.
Penggunaan konjungsi temporal yang tepat akan membuat teks berita menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami.
Contoh Konjungsi Temporal:
- Sebelum: Sebelum gempa terjadi, warga merasakan beberapa getaran kecil.
- Setelah: Setelah kejadian itu, banyak warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
- Saat: Saat ini, tim SAR masih melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang.
6. Objektivitas dan Keterikatan Informasi
Teks berita harus ditulis secara objektif, artinya tidak boleh memihak atau menyudutkan pihak tertentu.
Selain itu, informasi yang disampaikan dalam teks berita harus saling terkait satu sama lain dan tidak boleh keluar dari konteks.
7. Ejaan dan Pungtuasi
Ejaan dan pungtuasi yang tepat juga merupakan bagian penting dari kaidah kebahasaan teks berita.
Penggunaan ejaan dan pungtuasi yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia akan membuat teks berita menjadi lebih mudah dibaca dan dipahami.
Contoh Ejaan yang Salah:
- Salah: Gempabumi
- Benar: Gempa bumi
Contoh Pungtuasi yang Salah:
- Salah: Para korban masih trauma, dengan kejadian yang mereka alami.
- Benar: Para korban masih trauma dengan kejadian yang mereka alami.
Dengan memperhatikan kaidah kebahasaan di atas, penulisan teks berita yang baik dan benar dapat tercapai.
Teks berita yang informatif, objektif, dan mudah dipahami akan memberikan manfaat bagi para pembacanya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.