Find Us On Social Media :
Mata uang dollar (Dok istimewa)

OJK Klaim Penguatan Dolar AS Belum Berdampak pada Perbankan

Dian Mega Safitri - Senin, 22 April 2024 | 15:05 WIB

Sonora.ID - Penguatan dolar Amerika Serikat akhir-akhir ini dinilai masih dapat dimitigasi dengan baik oleh industri perbankan nasional. Hal itu disampaikan Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa, dalam kererangan resminya, baru-baru ini.

Aman mengatakan, berdasarkan hasil uji ketahanan (stress test) yang dilakukan OJK, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini relatif tidak signifikan berpengaruh langsung terhadap permodalan bank. 

"Ini mengingat posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia yang masih jauh di bawah threshold dan secara umum dalam posisi PDN “long” (aset valas lebih besar dari kewajiban valas)," ujar Aman. 

Bantalan permodalan perbankan yang cukup besar, kata Aman, diyakini mampu menyerap fluktuasi nilai tukar rupiah maupun suku bunga yang masih tertahan relatif tinggi.

Aman menyebut, porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing saat ini sekitar 15 persen dari total DPK Perbankan. Sampai akhir Maret 2024, DPK valas masih tumbuh cukup baik secara tahunan (yoy) maupun dibandingkan dengan awal tahun 2024 (ytd).

Di sisi lain, menurut Aman, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini dapat memberikan efek positif terhadap ekspor komoditas dan turunannya.

Baca Juga: 15 Orang Terkaya di Indonesia di Tahun 2023, Kekayaan Capai 26,2 Miliar Dollar AS

Itu diharapkan dapat mengimbangi penarikan dana non-residen dan mendorong industri dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam proses produksinya.

"OJK senantiasa melakukan pengawasan secara optimal untuk memastikan bahwa berbagai risiko akibat pelemahan nilai tukar maupun suku bunga yang relatif tinggi terhadap masing-masing bank termitigasi dengan baik,"jelasnya.

Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi dampak guncangan (shock) geopolitik global yang saat ini terjadi. 

“Ketenangan dan rasionalitas dari masyarakat, serta koordinasi antar-otoritas terkait, merupakan faktor kunci dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang saat ini terjadi,” kata Dian.

Menurutnya, sejauh ini, penguatan dolar AS terjadi terhadap seluruh mata uang secara global bukan hanya rupiah.

Beberapa faktor yang memengaruhi penguatan dolar antara lain adalah kebijakan suku bunga high for longer yang masih berlanjut di tengah kuatnya perekonomian AS. Namun bersamaan dengan laju inflasi AS yang masih cukup jauh dari target 2 persen.