Find Us On Social Media :
etua Apindo Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ning Wahyu Astutik, dalam acara Investor Daily Roundtable (IDR) yang diadakan di Bandung pada Kamis (25/4/2024) lalu. ()

Apindo Jabar Sebut Transformasi Kebutuhan Tenaga Kerja jadi Tantangan untuk Ciptakan SDM Berkualitas

Indra Gunawan - Minggu, 28 April 2024 | 15:30 WIB

Sonora.ID - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyerahkan Roadmap pembangunan Indonesia yang berisi berbagai rekomendasi kebijakan kepada pemerintah.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Apindo Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ning Wahyu Astutik, dalam acara Investor Daily Roundtable (IDR) yang diadakan di Bandung pada Kamis (25/4/2024) lalu.

"Kami dari Apindo Jabar juga akan turut berperan dalam menjaga kondusivitas dunia usaha di Jabar yang memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi dengan nilai investasi tertinggi sebesar 14,84% dari nasional," ungkap Ning.

Ning menyebut bahwa Jabar memiliki 51 kawasan industri dan berkontribusi terhadap PDB Jabar yang menempati peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, dengan mencapai 12,56% dari nasional.

Menurutnya, sektor manufaktur di Jabar menjadi yang tertinggi mencapai 28,18% dari nasional. Bahkan ekspor Jabar menyumbang 14,15% dari nasional, dengan jumlah penduduk Jabar yang juga tertinggi di Indonesia, mencapai 17,86% dari total nasional.

Baca Juga: Daftar Hari Besar Bulan Mei 2024: Peringatan Nasional dan Internasional

Ning menuturkan bahwa meskipun menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi selama 6 tahun berturut-turut, Jabar masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti tingginya jumlah pengangguran yang mencapai 1,8 juta jiwa atau 24% dari nasional.

"Tingginya jumlah pengangguran ini menjadi tantangan bersama yang harus diselesaikan melalui kolaborasi pentahelix antara pengusaha, pemerintah, serikat pekerja, akademisi, dan media," tutur Ning.

Selain itu, lanjut Ning, Provinsi Jawa Barat mengalami pergeseran investasi dari padat karya ke padat modal. "Perubahan ini harus menjadi perhatian bersama karena akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja atau SDM yang berkualitas," kata Ning.

"Pada 2016 saja, penyerapan tenaga kerja per 1 Triliun investasi sebesar 3.497 orang, namun pada 2023 hanya mencapai 1.203 orang," ungkap Ning.