Sonora.ID – Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta, Mega Tarigan mengatakan peningkatan layanan MRT ke depan akan memperhatikan tren teknologi yang semakin digital dan kebutuhan pengguna agar transaksi ticketing lebih cepat dan lebih mudah.
"Ke depan kita akan mengembangkan pembayaran secara digital. Saat ini sebetulnya kita sudah punya aplikasi MyMRTJ, nah ke depan aplikasi ini akan dikembangkan menjadi server based" Ucap Mega di Kawasan Sudirman, Senin (29/04/2024)
Mengarah ke digital, MRT mulai meninggalkan kartu. Kartu yang diproduksinya seperti Multi Trip Ticket (MTT) dan Single Trip Ticket (STT) akan dipensiunkan alias tidak dapat digunakan lagi pada Oktober 2024. Sebagai gantinya, MRT menyediakan mesin tiket di stasiun.
"Ticket vanding machine QR printed itu akan kita implement di Mei 2024, jadi sebetulnya saat ini sudah ada tapi baru di Stasiun Bundaran HI"
"Kita dalam tahap pengadaan sehingga nanti akhir Mei itu ticket vanding machine QR printed ini sudah bisa ada di keseluruhan stasiun" Sambungnya
Pengadaan mesin tiket itu menyasar masyarakat non commuting yang kesehariannya jarang bepergian menggunakan MRT dan belum memiliki aplikasi MyMRTJ untuk transaksi pembelian tiket. Meski jumlah non commuting lebih sedikit, Mega Tarigan mengatakan hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk inklusifitas layanan MRT Jakarta.
Customer readership sejak 24 Maret 2019 hingga 14 Maret 2024 MRT mengangkut 102.067.777 pengguna. Pada 2024, MRT mengangkut 99.739 penumpang per hari.
"Tujuh puluh persen pengguna MRT menggunakan Kartu Elektronik" Pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News