Luwu, Sonora.ID - Banjir bandang dengan ketinggian air hingga 3 meter melanda Kabupaten Luwu pada Jumat, 3 Mei 2024 dini hari mengakibatkan ratusan warga harus mengungsi.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sebanyak 2.052 KK terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulsel. Tercatat sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa masjid dan rumah kerabat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya menyampaikan, banjir dan longsor itu melanda hingga 13 kecamatan.
Sebanyak 13 kecamatan tersebut ialah Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa, dan Kecamatan Belopa Utara.
Pada Sabtu, 4 Mei 2024, dini hari tadi, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin berangkat menuju Luwu sekitar pukul 01.50 WITA.
Ia mengunjungi Kecamatan Suli, yang merupakan salah satu titik terparah terkena banjir di Luwu.
Ia pun meninjau dua posko pengungsian yang berlokasi di masjid dan dapur umum. Kepada Bahtiar, sejumlah warga menceritakan pengalaman mereka menyelamatkan diri dari derasnya banjir bandang.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Terjang 5 Kabupaten di Sulsel, Akses Jalan Sempat Terputus
Seperti pengakuan Nur, salah seorang warga Kecamatan Suli. Menurutnya, banjir memang kerap melanda wilayahnya. Namun kali ini termasuk yang paling parah. "Biasa banjir di sini, tapi tidak separah ini, rumah saya roboh, saya keluar lewat jendela dan minta tolong," ucap Nur.
Pengungsi lainnya, Munarti, menceritakan barang-barangnya terbawa arus. "Barang-barang terbawa air semua, astagafirullah," tambah Munarti dengan mata yang berkaca-kaca.
Warga lainnya, Imran, mengungkapkan kondisi alerginya terhadap dingin. Ia melaporkan langsung keluhannya tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar yang mendampingi Bahtiar, malam itu.
Desa Cimpu Utara, Kecamata Suli, Luwu, menjadi saksi bisu ketangguhan warganya. Masjid yang sementara dibangun kini menjadi tempat perlindungan bagi 30 orang, termasuk anak-anak dan balita.