Makassar, Sonora.ID - Korban banjir dan longsor di Sulawesi Selatan khususnya anak-anak dan perempuan mendapat pendampingan trauma healing.
Pendampingan diberikan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Provinsi Sulsel.
Pejabat Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) DP3AP2KB Sulsel, Muhammad Zubhan Rezky, mengungkapkan, kegiatan ini telah dilaksanakan selama dua hari berturut-turut. Dimulai di Kabupaten Sidrap dan dilanjutkan di Luwu.
"Program ini dijalankan melalui kerjasama dengan Dinas DP3A setempat untuk menjangkau korban yang membutuhkan," kata Subhan, belum lama ini.
Zubhan Rezky menyebut, selain trauma healing, tim juga memberikan Dukungan Psikologi Awal (DPA) sebagai langkah assesment awal. Ini meliputi observasi, pendengaran, dan penghubungan korban bencana dengan kebutuhan spesifik mereka, termasuk akses logistik dan layanan kesehatan.
Baca Juga: Polda Sumut Siapkan Tim Trauma Healing untuk Korban Gempa Taput
"Tujuan kami untuk mengembalikan kondisi mental mereka pasca bencana, dengan fokus utama pada anak-anak dan perempuan. Beberapa diantara mereka masih mengalami trauma, terutama ketika mendengar suara air atau hujan," tutur Rezky.
Adapun proses trauma healing dilakukan oleh psikolog profesional dari Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Provinsi Sulsel. Mereka mengumpulkan korban di satu tempat yang aman dan nyaman untuk memberikan pendampingan.
Sebagai tambahan, anak-anak yang mengikuti program ini juga menerima bingkisan dan permainan yang bertujuan untuk membantu proses pemulihan mereka.
Jika tak ada halangan, Menteri PPPA RI, Bintang Puspayoga akan melakukan kunjungan ke Sulsel untuk melihat langsung kondisi korban terdampak dan memberikan dukungan lebih lanjut.
"Program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mendukung pemulihan komunitas yang terdampak bencana, dengan harapan dapat mempercepat proses pemulihan dan kembali ke kehidupan normal," pungkasnya.