Find Us On Social Media :
Ilustrasi Gedung Sate. (Indra Gunawan)

Di Triwulan I 2024 Perekonomian Jawa Barat Tumbuh Positif Hampir 5 Persen

Indra Gunawan - Senin, 13 Mei 2024 | 15:52 WIB


Bandung, Sonora.ID - Dari data BPS tanggal 6 Mei 2024, perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2024 tumbuh positif sebesar 4,93 persen year on year (yoy) termoderasi dari triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 5,15% (yoy).

"Kinerja pertumbuhan ekonomi didukung oleh terjaganya permintaan domestik, seiring dengan kenaikan investasi dan tingginya realisasi fiskal," sebut rilis Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat, pekan lalu.

Kepala BI Jabar Muhammad Nur dalam rilis tersebut mengemukakan, penopang utama kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,97% (yoy) sejalan dengan tingginya aktivitas perekonomian menjelang HBKN idulfitri.

Selain itu, adanya Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 12,39% (yoy) seiring dengan tingginya realisasi PMA dan PMDN di Jawa Barat yang mencapai Rp64,7 triliun atau naik 12,7% (yoy) pada triwulan laporan.

Sedangkan, konsumsi pemerintah tumbuh 32,8% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi bantuan sosial, serta peningkatan belanja barang dan pegawai.

Baca Juga: Bey Sebut Beberapa Keluhan Jamaah Haji di Asrama Embarkasi Bekasi Sudah Teratasi

"Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024, dikontribusikan oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy), sejalan dengan perbaikan ekspor Jawa Barat yang membaik utamanya pada komoditas mesin dan elektrik," terang Muhammad Nur.

Di sektor perdagangan, tumbuh sebesar 4,86% (yoy) didorong oleh terjaganya konsumsi. Lebih lanjut, sektor konstruksi tumbuh sebesar 10,26% (yoy) yang ditopang oleh masih berlangsungnya proyek infrastruktur yang bersifat multiyears di Jawa Barat.

Selanjutnya, dikemukakan juga mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 di Jabar, dimana diprakirakan tumbuh positif pada kisaran 4,6-5,4% (yoy).

"Optimisme ini ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya optimisme dunia usaha pada masa pemerintahan baru," ungkapnya.

Meski demikian, beberapa tantangan lain masih perlu diwaspadai, seperti tngginya inflasi Amerika Serikat yang menyebabkan spekulasi Higher for Longer Fed Fund Rate (FFR), lalu masih tingginya tensi geopolitik yang memanas akibat hubungan Iran-Israel pada April 2024, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melebihi ekspektasi serta lemahnya kondisi perekonomian negara mitra dagang.

"Berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik, antara lain melalui optimalisasi sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti keuangan hijau, ekonomi syariah, promosi investasi, mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi, memperbanyak penyelenggaraan event serta optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan ekonomi," papar Muhammad Nur.

"Serta lebih ditingkatkannya sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah serta seluruh stakeholders perlu terus diperkuat guna memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Jawa Barat tahun 2024," tutup Muhammad Nur.