Find Us On Social Media :
Ilustrasi 7 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024, Membakar Semangat! (Kompas.com)

7 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024

Debbyani Nurinda - Rabu, 15 Mei 2024 | 17:39 WIB

Sonora.ID – Artikel ini akan memberikan beberapa contoh teks amanat pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024 yang bisa dijadikan referensi.

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) setiap tahunnya diperingati pada tanggal 20 Mei.

Tujuan peringatan ini sendiri adalah untuk mengingat kembali perjuangan bangsa Indonesia sekaligus menumbuhkan dan menguatkan rasa nasionalisme pada setiap generasi.

Tahun ini, Harkitnas jatuh pada hari Senin, (20/5/2024). Ada sejumlah kegiatan yang rutin dilakukan dalam rangka memperingati Harkitnas, salah satunya adalah upacara bendera.

Nah, dalam pelaksanaan upacara Hari Kebangkitan Nasional, pembina upacara akan membawakan pidato Hari Kebangkitan Nasional 2024.

Berikut 7 contoh teks amanat pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024 yang bisa dijadikan referensi untuk menyusun naskah pidato Hari Kebangkitan Nasional 2024.

Baca Juga: 7 Contoh Teks Pidato Hari Sumpah Pemuda 2023, Singkat Tapi Membakar Semangat!

1. Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024

Assalamualaikum. Wr. Wb
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Hari ini tepat tanggal 20 Mei di mana merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa, yaitu hari Kebangkitan Nasional. Telah kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia lama dijajah, silih berganti para penentang penindasan dan penjajahan bermunculan.

Mereka menentangnya dengan cara kontak langsung. Bertempur, mengangkat senjata melawan kekuatan penjajah. Berbagai cara telah dilakukan, tetapi semuanya belum menampakkan hasil.

Perjuangan mengangkat senjata ternyata tidak efektif dan belum mampu mengusir para penjajah dari tanah air karena sifat dari peperangan masih sporadis artinya perlawanan terhadap penjajah masih bersifat lokal atau kedaerahan dan tidak menyeluruh.

Itulah sebabnya mengapa penjajah bisa bertahan lama menjajah bumi pertiwi ini, karena belum tumbuhnya kesadaran nasionalisme dan persatuan yang kuat di antara bangsa kita sehingga dengan mudah penjajah mematahkan perjuangan kita.

Taktik perang gerilya yang dilancarkan oleh Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan, Perang Aceh juga dapat dipatahkan. Dengan ditangkapnya para pemimpin, praktis perlawanannya menjadi lumpuh.

Namun demikian, semangat berjuang bangsa kita tetap tinggal dan tidak pernah pudar. Pada saat Indonesia hampir gagal dalam menghadapi perlawanan senjata penjajah, munculah pemuda-pemuda pelopor yang terdiri dari Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo, HOS Cokroaminoto, Dr. Setya Budi (Douwes Dekker), KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, dan masih banyak sederet nama lain yang mengubah cara menghadapi penjajah melalui jalur politik dan organisasi.

Organisasi politik pertama muncul dengan nama Budi Utomo, berdiri tanggal 20 Mei 1908, lalu empat tahun kemudian tepatnya tahun 1912 berdiri serikat Islam. Setelah itu bermunculan organisasi-organisasi baik politik maupun non politik.

Hal ini menandakan bahwa bangsa kita waktu itu mulai tumbuh kesadaran, kalau perjuangan senjata melawan penjajah belum membuahkan hasil. Oleh karena itu perjuangan dilanjutkan melalui jalur diplomasi dan organisasi.

Sejak itulah, yaitu tepatnya tanggal 20 Mei 1908 merupakan titik tolak kebangkitan bangsa Indonesia dari perjuangan senjata melawan penjajah ke perjuangan politik dan organisasi sehingga pada tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Semoga api semangat kebangkitan nasional ini mampu menjiwai semangat perjuangan kita dalam mengisi kemerdekaan ini. Tetapi, yang terpenting dari semuanya itu ialah semangat nasionalisme yang senantiasa tetap tumbuh sampai selama-lamanya.

Demikianlah sambutan singkat ini, apabila ada salah ucap yang kurang berkenan di hati saudara-saudara, kami mohon maaf.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan selamat berjuang.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

2. Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam sejahtera dan sehat bagi kita semua.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Hari Kebangkitan Nasional 2024 bakal menandai peringatan yang ke-116 sepanjang sejarah. Masih diperingatinya momentum ini hingga sekarang menunjukkan bahwa Harkitnas amatlah penting bagi perjalanan bangsa kita.

Akan tetapi, perlu diingat, peringatan Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya seremonial semata. Mari kita kembali merenung tentang sejarah di balik peringatan Harkitnas, demi memahami substansi Kebangkitan Nasional.

Peringatan Harkitnas diawali dengan keputusan Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948 silam yang menetapkan hari lahir Budi Utomo sebagai momen bangkitnya nasionalisme Bangsa Indonesia. Penetapan ini tergolong tepat, mengingat kala itu terdapat potensi perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai perkumpulan, Budi Utomo mengusung semangat persatuan. Nilai ini menjadi inspirasi untuk meneguhkan kekuatan dan mencegah perpecahan di Indonesia.

Budi Utomo dianggap sebagai salah satu organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern. Kemunculannya di awal abad 20 menjadi tonggak penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada 20 Mei 1908, Budi Utomo bertujuan mengatasi ketertinggalan bangsa Indonesia dari negara-negara lain, terutama Belanda. Ketertinggalan itu mencakup segi kesejahteraan maupun pendidikan.

Budi Utomo menetapkan tiga cita-cita penting: memerdekakan cita-cita kemanusiaan, mendorong kemajuan untuk nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat.

Kelahiran Budi Utomo disusul oleh berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Sebut saja Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, hingga Muhammadiyah.

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Apa yang menjadi semangat Budi Utomo tetap relevan dalam konteks kehidupan kita saat ini. Kondisi ekonomi dan geopolitik global belum stabil. Kebangkitan nasional bisa kembali dimaknai sebagai jalan Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan arah tujuan bangsa kita.