Find Us On Social Media :
Otoritas Jasa Keuangan (Dok istimewa)

Sektor Jasa Keuangan di Sulsel Tumbuh Positif, Aset Perbankan Capai Rp193,55 Triliun

Dian Mega Safitri - Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:50 WIB

Makassar, Sonora.ID - Sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Selatan pada Maret 2024 tetap terjaga. Itu ditandai dengan intermediasi yang kontributif dan kinerja keuangan yang tumbuh positif secara year on year (yoy).

Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman, menjelaskan, total aset perbankan di Sulawesi Selatan pada posisi Maret 2024 tumbuh 8,41% (yoy).

Nominalnya mencapai Rp193,55 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp189,83 triliun dan aset BPR Rp3,72 triliun.

"Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,15 % (yoy) dengan nominal mencapai Rp128,90 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 11,03% (yoy) dengan nominal mencapai Rp159,78 triliun," ujar Darwisman dalam keterangan resminya.

Adapun kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 126,37% dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,00%.

Darwisman menyebut, perbankan syariah juga bertumbuh positif pada posisi Maret 2024 (yoy). Ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 14,24% yoy menjadi Rp14,40 triliun.

"Penghimpunan DPK tumbuh sangat tinggi 19,34% menjadi Rp10,41 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 14,54% yoy menjadi Rp12,31 triliun," ucapnya. Kinerja intermediasi perbankan Syariah, kata Darwisman, juga masih terjaga yaitu sebesar 118,26% dengan tingkat NPF pada level aman 2,52%.

Baca Juga: OJK Klaim Penguatan Dolar AS Belum Berdampak pada Perbankan

Tak hanya perbankan, realisasi kredit UMKM di Sulsel juga tumbuh sebesar 9,48% (yoy) menjadi Rp60,90 triliun dengan share 38,85% dari total kredit yang disalurkan Bank Umum.

Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 18,00% yoy menjadi Rp33,70 triliun dengan share sebesar 55,34% dari total kredit UMKM.

"Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 926.229 debitur dengan tingkat NPL terkendali pada level 4,79%," jelasnya.

Kinerja positif juga ditunjukkan oleh pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), begitu pula dengan pembiayaan modal ventura. Selain itu, lanjut Darwisman, fintech peer to peer lending (Fintech P2PL) di Sulawesi Selatan juga mencatatkan kinerja positif.

"Tercermin dari peningkatan jumlah outstanding pinjaman yang tumbuh sebesar 30,17% menjadi Rp1,29 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 2,00%," pungkasnya.