Sonora.ID - Orang Tua berperan penting untuk membimbing anak dalam penggunaan gadget.
Terlebih lagi, risiko paparan konten digital yang belum pantas dilihat anak usia dini semakin meningkat.
Kondisi ini menuntut peran aktif orang tua dalam membimbing pemanfaatan dan penggunaan gadget yang bijak bagi anak.
“Orang tua wajib memperkenalkan, mendampingi, membimbing, mengawasi dan memperhatikan kebutuhan anak serta bagaimana kita selalu berusaha berkomunikasi apapun yang terjadi di dunia digital, apapun yang dialami, ditonton, dan diakses oleh anak,” ungkap Andien, penyanyi yang juga ibu dari dua anak, dalam Seminar Literasi Digital bertajuk, “Kasih Literasi Digital Ibu kepada Beta” yang berlangsung di Jakarta Barat (18/05/2024).
Andien menuturkan usaha lain yang mampu dilakukan oleh orang tua adalah menunda akses gadget bagi anak, dengan dua cara yaitu, orang tua hadir secara fisik, karena kalau menunda, harus ada pengganti dan komunikasi serta hal yang membuat anak-anak senantiasa sibuk dan terhibur.
“Yang kedua adalah adanya usaha perubahan/mengurangi akses media digital/elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, William Jayadi Iskandar, Dokter Spesialis Anak RS. Pondok Indah Jakarta mengungkapkan risiko paparan gadget pada anak.
“Risiko fisik, seperti, paparan blue light yang mengganggu siklus tidur anak, paparan cahaya yang dapat mengakibatkan anak memakai kacamata, risiko postur yang terganggu karena paparan gadget yang lama dengan posisi badan yang membungkuk, rasa malas beraktivitas fisik yang dapat berisiko obesitas,” ungkap William
Risiko lain, ujar dr. William, ada juga risiko sosial seperti perasaan anti sosial karena merasa lebih nyaman pakai gadget dibanding bersosialisasi langsung serta risiko cyberbullying, yang dapat mengakibatkan depresi.
“Namun, kita tidak mungkin hidup tanpa gadget. Sehingga orang tua wajib untuk mengenalkan bahwa dunia digital itu aman asalkan, memang ada pengawasan dan pengaturan keamanan, mengatur berapa lama penggunaan dan posisi badan anak, serta juga menerapkan keseimbangan dengan aktivitas fisik,” lanjut William.
Peran penting anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam mencapai kesepemahaman pengasuhan anak. Dengan aturan yang jelas dan demokratis dapat membantu anak untuk mengerti secara jelas, sehingga tidak ada kebingungan dari sisi anak.
Menutup sesi obral-obrol tersebut, Andien berpendapat bahwa, strategi yang paling penting adalah komunikasi dengan anak, kita harus melihat dari segi sisi anaknya yang ideal itu bagaimana.
Jadi selalu komunikasikan anak dengan baik, apa yang boleh dan tidak boleh.
Jadi tidak langsung melarang tetapi memberitahu, agar anak bisa paham apa yang baik untuk anak tersebut.
Kegiatan Obrol-Obrol liTerasi Digital (OOTD) di Kota Jakarta Barat merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kegiatan ini dihadiri sebanyak kurang lebih 193 peserta yang terdiri kalangan komunitas Aprilittle Birthday Club (BC).