Find Us On Social Media :
()

Rasa Jeruk Asam , Potensi Manis : Perjalanan Kelompok Bude Arta Maju di Desa Air Talas

- Rabu, 22 Mei 2024 | 18:34 WIB

Palembang, Sonora.ID - Desa Air Talas merupakan wilayah transmigrasi dengan mayoritas penduduk berasal dari pulau Bali, tepatnya dari Desa Les, Kabupaten Buleleng.

Dari tahun 1987 Warga Desa Air Talas melakukan transmigrasi dari Bali. Hanya pada saat itu belum melakukan penanaman jeruk. Warga Desa Air Talas mulai melakukan budidaya jeruk mulai Tahun 1990 an, mengingat di Bali masyarakat juga adalah petani jeruk. Hampir 80 % masyarakat di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru adalah petani jeruk.

Demikian diungkapkan Komang Meliasih, Ketua Kelompok Bude Arta Maju saat Radio Sonora Palembang dalam kegiatan Field Trip Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel yang didukung oleh SKK Migas Sumbagsel, Selasa 21 Mei 2024.

“ Pada saat transmigrasi 1987 kami mencoba menanam disini ternyata cukup berhasil hingga sekarang kami terus melanjutkan penanaman jeruk ini “ ujar Komang.

Komang menyebut kalau hampir 80 % masyarakat di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru adalah petani jeruk.

Baca Juga: Usai Nyoblos di TPS 161, Anggota Bawaslu Puadi Harap Penyelenggara Pemilu di TPS Dapat Melaksanakan Tugas dengan Baik

“ Akan tetapi saat ini banyak bibit jeruk yang mati sehingga masyarakat melakukan penanaman ulang bibit jeruk” ungkap Komang.

Ia menambahkan kalau bibit atau entres jeruk siam dibawa langsung dari Bali untuk selanjutnya setelah sampai di Desa Air Talas dilakukan penyetekan oleh warga. Selain melakukan penyetekan warga setempat juga menjual bibit jeruk dengan harga 15 ribu per batang atau per polybag.

“Sebagai gambaran dari 1 hektar lahan yang saya miliki, dalam 1 kali panen raya bisa menghasilkan 2-3 ton per tahun,” kata Komang.

Kelompok Bude Arta Maju sendiri dibentuk tahun 2018 oleh PT Pertamina EP Limau dengan memberikan bantuan awal berupa dua bibit buah untuk setiap kepala keluarga.

“ Pada saat itu kita sudah menanam jeruk, hanya dalam penjualan belum maksimal masih banyak buah jeruk yang tidak terjual karena rasa jeruk yang asam sehingga jumlah peminat juga berkurang dari sinilah kami dibentuk untuk mengolah jeruk yang memiliki rasa asam ini,” ungkap Komang.

Komang menambahkan kalau PT Pertamina EP Limau memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui Dinas Ketahanan Pangan untuk mengolah jeruk siam menjadi sirup jeruk dan bantuan Dinas Kesehatan untuk Program Evaluation and Review (PERT) produk yang dihasilkan.

Baca Juga: Arti Jeruk Dalam Imlek: Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran! 

Bude Arta Maju berfokus pada peningkatan nilai jeruk siam kualitas kedua, yang sebelumnya memiliki harga jual rendah karena rasanya yang kurang manis. Program ini menciptakan nilai tambah dengan mengelola jeruk tersebut menjadi selai, sirup, pie dan stik jeruk. Tahun 2018 Bude Arta Maju mulai melakukan produksi, hanya masih tahap percobaan sehingga belum dipasarkan.

“ Pada saat itu produksi masih banyak gagal, dan masih dalam tahap promosi sehingga belum menghasilkan. Tahun 2019 PT Pertamina EP Limau mendatangkan kembali Dinas Ketahanan Pangan untuk melakukan pelatihan,” ujar Komang.

“ Pada saat itu sirup yang dihasilkan kental dan bertahan untuk konsumsi hanya sekitar 12 minggu karena mengandung gas mengingat sirup jeruk yang kita buat tanpa pengawet , pemanis tambahan jadi murni dari air sari jeruk dan gula ,” jelasnya.

“Tahap selanjutnya masyarakat setempat melakukan inovasi dengan membuat selai , hanya belum berhasil,” imbuh Komang.

Komang menyampaikan warga Desa Air Talas lantas berpikir untuk mencoba membuat pai, mengingat Bali terkenal dengan buah tangan pai susu.

Usaha tersebut berhasil sehingga masyarakat jika ingin menikmati pai Bali tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Dewata karena Bude Arta Maju juga sudah memproduksi. Saat ini Pai yang diproduksi memiliki dua rasa yaitu jeruk dan susu.

Saat ini Bude Atha Maju binaan Pertamina sudah memproduksi empat produk diantaranya Sirup Jeruk, Pai Jeruk dan Susu, Stik Jeruk dan selai jeruk dengan harga jual berkisar Rp 20.00-Rp 25.000 per item. Masyarakat juga dapat melakukan pembelian produk Bude Arta Maju melalui whatsapp 0882-7623-3980.

Kelompok Bude Artha Maju berharap PT Pertamina EP Limau dapat membantu dalam pemasaran produk dan adanya penambahan alat sehingga produksi yang dihasilkan lebih maksimal.

Untuk diketahui, akhir tahun lalu desa yang berada di Kecamatan Rambang Dangku ini meraih penghargaan nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, proper emas Tahun 2023.

Sebagai informasi, Anggrek Dewata merupakan salah satu program CSR dan PEP Limau Field yang bergerak di bidang pertanian, yaitu dalam hal budidaya jeruk siam dan pengolahan jeruk menjadi berbagai produk. Program ini berlokasi di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga: Kemendes Bentuk Tim Usut Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa di Bone
Penulis : Dina Apriana