Find Us On Social Media :
Ilustrasi Judi Online (Shutterstock)

Judi Online Bisa Merusak Kesehatan Mental, Begini Kata Psikolog

William - Sabtu, 22 Juni 2024 | 16:56 WIB

Pontianak, Sonora.ID – Judi Online masih menjadi perhatian berbagai pihak hingga hari ini.

Dilansir dari Kompas.com (21/6/2024), Satgas Pemberantasan Judi Online Polri mengungkap tiga situs judi online atau daring selama periode Mei hingga Juni 2024.

Tiga situs atau website tersebut yakni 1XBET, W88, dan Liga Ciputra. Hal tersebut menunjukkan bahwa kasus judi online semakin merajalela.

Menurut Psikolog Klinis RSJ Daerah Sungai Bangkong Provinsi Kalbar, Umi Kalsum dari beberapa klien yang ia tangani kecanduan judi online bisa disebabkan beberapa alasan, diantaranya karena didorong faktor ekonomi harapannya dengan judi online bisa mengangkat penghasilan.

Karena dengan iming–iming tanpa kerja keras bisa dilakukan dengan mudah, namun selanjutnya memiliki hutang di mana–mana.

“Kedua, faktor lingkungan seperti diajak teman dan sebagainya, “ujar Umi Kalsum saat dihubungi, Sabtu (22/6/2024).

Setelah itu akhirnya yang bersangkutan akan ikutan dan kecanduan. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi lapangan pekerjaan, yang mana imbas dari covid 19 tahun sebelumnya memberikan dampak seperti PHK, kebangkrutan. Didukung juga dengan sangat mudahnya judi online untuk diakses.

Umi juga mengatakan bahwa judi online sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang karena berdampak pada sistem kerja saraf otak seseorang.

“Candu ini kan membuat orang ketagihan terus–menerus secara sikologis ada perasaan penasaran dan cemas, tidak tenang karena menunggu hasil judi online yang ia mainkan, “imbuhnya.

Dia juga memberikan beberapa tips mengatasi kecanduan judi online,yaitu harus mengakui dulu serta sadar bahwa mereka kecanduan dan segera mencari dukungan dari keluarga maupun sahabat untuk terapi dan membatasi akses judi online.

Kalau mau sembuh lanjutnya, seseorang ini harus punya komitmen untuk menghapus aplikasi serta akses judi online dan menghindari faktor pemicunya. Misalnya faktor lingkungan, ia harus menjauhi orang-orang yang masih melakukan aktivitas itu.

“Mengisi waktu dengan aktivitas yang positif seperti olahraga, “ungkap Umi Kalsum.

Harus fokus ke pekerjaan, menetapkan tujuan, belajar mengelola keuangan, jikalau sudah pada taraf sangat mengganggu dan merugikan, bisa datang ke tenaga professional seperti Psikolog atau Psikiater.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Pontianak Siap-Siap CFD Akan Dibuka Lagi