Find Us On Social Media :
Dokter Benedictus Widaja Ajak Masyarakat Tidak Sepelekan Gejala Penyakit Neuromuskular (Erwin Suyanto/Istimewa)

Dokter Benedictus Widaja Ajak Masyarakat Tidak Sepelekan Gejala Penyakit Neuromuskular

Saortua Marbun - Sabtu, 22 Juni 2024 | 22:31 WIB
Sonora.ID - Mandaya Royal Hospital Puri telah meluncurkan Pusat Neuromuskular yang mampu menangani berbagai penyakit saraf dan otot dari yang umum hingga langka.
 
President Director Mandaya Hospital Group, dr. Benedictus Widaja mengatakan bahwa ini adalah pusat khusus penyakit saraf otot neuromuskular pertama di Indonesia.
 
Menurutnya, pusat saraf dan otot ini merupakan berita baik bagi pasien yang memiliki gangguan saraf seperti kesemutan, otot berkedut, kebas, baal tapi tidak sembuh-sembuh, padahal sudah bolak balik ke dokter dan rumah sakit. 
 
"Kami memiliki teknologi dan tim dokter subspesialis yang cukup langka di Indonesia untuk menangani penyakit saraf otot umum hingga langka seperti Saraf Kejepit (HNP), Migrain, ALS, Guillain Barre Syndrome, Myasthenia Gravis, FSHD yang apabila didiamkan dapat menyebabkan kelumpuhan," ujar dr. Benedictus Widaja dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (22/06/2024). 
 
Lebih lanjut, dr. Benedictus Widaja menjelaskan Neuromuskular berasal dari kata neuro yang berarti saraf dan muskular yang berarti otot, pusat layanan ini berfokuskan pada penyakit-penyakit yang menyerang otot akibat adanya gangguan pada saraf di tubuh.
 
Hingga saat ini, ujar dr. Benedictus Widaja, penyakit neuromuskular memang belum menjadi perhatian banyak orang, karena disepelekan bahkan dianggap sebagai penyakit langka. 
 
"Padahal, gejala gejala penyakit ini termasuk umum dialami dan apabila ditangani segera kelumpuhan dapat dihindari," ungkapnya
 
Menurut dr.  Benedictus Widaja, selain kebas dan kesemutan, kondisi seperti gangguan bicara, tubuh lemas terus menerus, nyeri otot tanpa sebab yang jelas, hingga kelopak mata yang turun sebelah juga bisa menandakan adanya gangguan pada otot yang disebabkan karena gangguan saraf. 
 
"Tidak jarang, pengidap penyakit ini mendapatkan diagnosis yang kurang tepat karena gejalanya tidak spesifik dan mirip dengan berbagai penyakit lain," ujarnya
 
Dalam kesempatan yang sama, Public Relation Director Mandaya Royal Hospital Group, Erwin Suyanto menambahkan keberadaan tim dokter yang betul-betul menguasai tentang gangguan yang terjadi pada saraf dan otot sangat penting dalam perjalanan penanganan neuromuskular.
 
“Kami beruntung dapat bekerjasama dengan Dr Luh Ari dan tim yang memiliki spesialisasi penyakit otot akibat  gangguan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan hingga kelumpuhan anggota gerak seperti tangan dan kaki. Mandaya Royal Hospital Puri sangat bangga dapat menyatukan  dokter spesialis otot yang sangat jarang di Indonesia dengan teknologi canggih seperti alat Advanced EMG Single Fiber, Evoked Potential Test, MRI Neuro Sensitive hingga Laboratorium Genetik DNA yang sebelumnya pasien harus ke Singapura untuk mendapatkannya, sekarang sudah bisa di Indonesia, di Mandaya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau,” pungkas Erwin Suyanto.
 
Erwin menuturkan seringkali orang-orang yang merasakan keluhan terkait neuromuskular, membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan diagnosis yang pasti terkait penyakitnya, biasanya sekitar 5 hingga 30 tahun.
 
Kondisi ini se pat diceritakan salah satu pasien yang ikut hadir dalam acara peluncuran ini.
 
"Pasien ini menceritakan soal perjalanan dirinya sebagai pengidap Facioscapulohumeral Muscular Dystrophy (FSHD). Disebutkan butuh waktu 12 tahun hingga ia mengetahui diagnosis yang tepat. Dengan adanya tim dokter dan fasilitas yang mumpuni, diharapkan para pengidap penyakit-penyakit neuromuskular bisa segera mendapatkan diagnosis yang tepat, sehingga mendapatkan terapi maupun obat-obatan yang tepat, karena akan sangat berbahaya apabila pasien mendapatkan salah diagnosa dan mendapatkan terapi pengobatan yang salah," jelas Erwin. 
 
Tim pusat neuromuscular Mandaya Royal Hospital Puri terdiri dari 20 tim dokter spesialis saraf konsultan neurofisiologi, bedah saraf konsultan juga spesialisasi lain yang dapat membantu proses diagnosis hingga pemulihan, seperti dokter spesialis rehab medik, dokter spesialis radiologi, hingga spesialis patologi klinik dan patologi anatomi yang berperan penting dalam proses diagnosis. 
 
Pada kesempatan ini, Mandaya Royal Hospital juga mengumumkan komitmennya untuk membantu lebih banyak pengidap penyakit otot dan saraf lebih cepat mendapatkan diagnosis. Bekerjasama dengan Widaya Foundation, Mandaya menggelontorkan dana hingga Rp500.000.000 untuk membantu para pasien-pasien yang membutuhkan akses tes genetik langka di Indonesia.
 
“Dengan adanya bantuan ini, kami berharap bisa membuka akses bagi siapapun yang membutuhkan tes genetik, sehingga bisa mendapatkan penanganan segera. Kalau dulu untuk tes ini hanya bisa di luar negeri, tapi sekarang kita sudah bisa di Mandaya Indonesia dan prosesnya juga cepat, hanya ambil sampel darah saja,” tutup Erwin.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Waspada Penyakit Pada Hewan Ternak Terutama PMK dan LSD