Sonora.ID - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menerima audiensi jajaran Pimpinan Tokushukai Medical Group dan PT OS Selnajaya Indonesia di kediaman resminya, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Senin (24/06/2024)
Dalam kesempatan itu, Wapres mengapresiasi kerja sama korporasi kesehatan asal Jepang tersebut dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dalam Pembangunan Pusat Kardiovaskular di Indonesia.
“Saya atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas hibah Tokushukai untuk pengembangan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita,” ujar Wapres.
Lebih lanjut, Wapres menyampaikan bahwa proyek tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun pelayanan kesehatan yang semakin baik.
“Kita harapkan, ini dapat menjadi tempat untuk transfer teknologi, sehingga kemajuan- kemajuan yang dicapai oleh Jepang di bidang kesehatan bisa dipelajari oleh para tenaga medis Indonesia,” sambungnya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang juga hadir dalam pertemuan melaporkan pada Wapres bahwa kerja sama antara Tokushukai dengan RS Harapan Kita telah terjalin cukup lama.
Salah satunya, dokter Indonesia belajar di Jepang supaya bisa meningkatkan kualitas pelayanan medisnya.
Lebih jauh, Budi menyampaikan bahwa dalam proyek ini, Tokushukai akan memberikan hibah sebesar 10 miliar Yen atau sekitar 1 triliun Rupiah untuk membangun gedung Pusat Kardiovaskular beserta fasilitasnya di RS Harapan Kita.
“Kita berusaha melakukan kerja sama dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan agar bisa groundbreaking-nya pada September 2024,” ujarnya.
Terakhir, Budi menyampaikan bahwa kerja sama pembangunan Pusat Kardiovaskular di Indonesia sangat esensial, karena penyakit jantung menjadi pembunuh terbesar nomor 2 di Indonesia dengan kasus 250 ribu per tahun.
Untuk itu, dengan hadirnya program ini diharapkan dapat meningkatkan penanganan terhadap pasien penyakit jantung dan mengurangi risiko kematiannya.
Sementara itu, Chairman Tokushukai Medical Group Higashiue Shinichi menyampaikan kasus penyakit jantung di Jepang tidak sebanyak di Indonesia.
Sehingga pembangunan Pusat Kardiovaskular ini dapat menjadi tempat para dokter Jepang untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuannya dengan banyak menangani kasus di Indonesia.
“Tokushukai selalu mengikuti kebijakan dari pendirinya yakni Torao Tokuda bahwa masalah penanganan medis tidak boleh dibatasi oleh negara. Jadi setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penanganan medis. Sehingga apabila ada permintaan, para dokter dari Tokushukai siap berkontribusi di mana pun, termasuk di Indonesia,” ungkapnya.
Shinichi pun memastikan bahwa Tokushukai tidak memikirkan keuntungan materi dari proyek pembangunan Pusat Kardiovaskular ini.
Menurutnya, Tokushukai hanya menginginkan bagaimana agar dapat memberikan pelayanan medis kepada sebanyak mungkin orang.
“Kebijakan kami bersifat sosial untuk melayani masyarakat,”
Tidak hanya di Indonesia, sebut Shinichi, Tokushukai juga melakukan kerja sama dengan berbagai negara, khususnya di Afrika.