Find Us On Social Media :
Keindahan pemandangan di Kebun Buah Mangunan Yogyakarta, bagai negeri di atas awan. ((KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA))

IHK Gabungan Dua Kota di DIY Melanjutkan Deflasi pada Juni 2024

Benni Listiyo - Senin, 1 Juli 2024 | 23:07 WIB

Yogyakarta, Sonora.ID - Tekanan inflasi DIY semakin terkendali dalam rentang sasaran setelah kembali mencatatkan deflasi yaitu sebesar -0,25% (mtm) pada Juni 2024, lebih dalam dari realisasi Mei 2024 sebesar -0,08% (mtm).

Realisasi ini juga lebih dalam dibandingkan deflasi Nasional yang sebesar -0,08% (mtm) sehingga inflasi kumulatif Januari-Juni 2024 DIY mencapai 0,56% (ytd).

Dengan capaian tersebut, inflasi DIY bulan Juni 2024 secara tahunan tercatat sebesar 2,35% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi Mei 2024 sebesar 2,28% (yoy).

Perbaikan capaian ini tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam TPID DIY yang semakin solid, dengan didukung pengkinian data IHK mengacu pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 dengan tambahan Kabupaten Gunung Kidul untuk mewakili daerah rural.

Secara bulanan, penyumbang utama deflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok makanan dan minuman.

Baca Juga: BPS Sulut Catat Inflasi 4,42% (y-on-y), Manado Inflasi Terendah 2,65%

Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan tertinggi disumbang oleh komoditas beras sebesar (-0,13%, mtm) seiring dengan kecukupan pasokan di tengah masih berlanjutnya panen raya padi baik intra provinsi maupun antar provinsi.

Lebih lanjut, deflasi yang relatif dalam juga terjadi pada bawang merah (-0,03%,mtm) sejalan dengan pasokan yang masih terjaga kecukupannya. Selain itu, deflasi juga terjadi pada telur ayam ras (-0,03%,mtm) dan daging ayam ras (-0,02%,mtm).

Harga telur ayam ras terpantau menurun disebabkan oleh normalisasi pasca lebaran dan mudik, sejalan dengan hal tersebut penurunan harga daging ayam ras dipengaruhi oleh harga stok pakan ternak, utamanya jagung yang menurun.

Deflasi lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga pada seluruh kelompok komoditas. Ditinjau menurut komoditasnya, harga cabai rawit (0,02%, mtm) dan cabai merah (0,01%, mtm) yang mulai merangkak naik pada akhir Juni didorong oleh mulai terbatasnya pasokan pasca berakhirnya musim panen di sejumlah pemasok.

Lebih lanjut pada kelompok inflasi inti, seragam sekolah anak (0,01%, mtm) turut menyumbang inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan seiring dengan tahun ajaran baru untuk siswa sekolah.

Dalam kelompok administered price, adanya HBKN Iduladha pada Juni 2024 memicu peningkatan permintaan bahan bakar rumah tangga sehingga mempengaruhi peningkatan harga.

Kedepan, Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024, diantaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta replikasi MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) di pasar maupun sekolah dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar, masyarakat dan pelajar.

Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5±1%.