Wates,Sonora.Id - Sebagai ucapan syukur atas panen hasil pertanian yang melimpah dan hasil ternak (red-rojo koyo) Warga Perbukitan Menoreh di Pedukuhan Grigak, Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar tradisi Gumbregi di areal persawahan desa, Rabu (03/7/24).
Kepala Dukuh Grigak Subiasih Triyanto (50) menuturkan bahwa tradisi gumbregi adalah warisan nenek moyang yang memiliki filosofi luhur selamatan petani atas hasil bumi yang melimpah dan hewan ternak yang tumbuh berkembang serta damai bisa berdampingan bersama petani desa.
"Gumbregi sebagai tradisi melestarikan budaya adat peninggalan nenek moyang atas anugerah Tuhan yang memberikan rezeki kepada warga desa atas panen yang melimpah dan petani diberikan kemudahan dalam memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing, domba serta kerbau," ujar pria yang biasa disapa Anto.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Wisata Kulon Progo, Yang Wajib Anda Kunjungi bersama Keluarga!
Menurut Anto tradisi Gumbregi ini berlangsung turun temurun dan berlangsung setiap tahun sehabis panaen raya. Warga desa berkumpul di area sawah kering dengan membawa barang-barang bawaan sebagai ujud syukur seperti ketupat, tahu dan tempe bacem serta tumpeng.
"Sekitar 150 warga desa berkumpul bersama, berdoa bersama dan kembul bujono atau makan bersama sebagai ungkapan syukur atas panen yang berlimpah," ujarnya
Tradisi Gumbregi biasanya digelar setelah panen raya, warga mempercayai jika tradisi Gumbregi ini dapat terhindar dari pagebluk atau bencana yang dapat mengancam warga desa. Tradisi yang telah mendarah daging dan turun menurun bertahun-tahun tersebut sebagai upaya warga masyarakat di Wilayah Kabupaten Kulon Progo dalam menjaga,memelihara keseimbangan dan kelestarian alam sekitarnya.