Find Us On Social Media :
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Pertengahan Bulan Muharram, Singkat Menyentuh Hati ()

3 Khutbah Jumat Pertengahan Bulan Muharram, Singkat Menyentuh Hati

Debbyani Nurinda - Kamis, 18 Juli 2024 | 14:39 WIB

Sonora.ID – Berikut beberapa referensi teks khutbah Jumat pertengahan bulan Muharram, singkat dan menyentuh hati.

Dalam penanggalan Islam, terdapat 12 bulan Hijriah yang dimulai dari bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah.

Dari 12 bulan tersebut, selain bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang paling mulia, terdapat empat bulan yang dimuliakan oleh Allah swt, atau disebut dengan Asyhurul Hurum.

Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, yang artinya bulan yang dimuliakan dan dihormati.

Banyak hal menyangkut bulan ini yang dapat dijadikan sebagai materi dakwah, termasuk saat menyampaikan khutbah Jumat.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat 10 Muharram Singkat, Penuh Makna dan Menyentuh Hati!

Berikut 3 khutbah Jumat pertengahan bulan Muharram, singkat dan menyentuh hati yang cocok untuk dibawakan khatib waktu sholat Jumat.

1. Khutbah Jumat Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَيَسْأَلونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ 


Hadirin rahimakumullah,

Puji syukur alhamdulillah merupakan pembuka dalam kesempatan siang hari ini, sebagai bentuk syukur kepada Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, khususnya nikmat iman dan sehat, sehingga dengan keduanya kita bisa terus istiqamah untuk bersama-sama menunaikan ibadah shalat Jumat.

Semoga ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh-Nya, dan menjadi bukti bahwa kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa. 

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, panutan kita, dan teladan kita, yaitu Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, yang telah mengangkat manusia dari lembah kenistaan yang gelap menuju tempat yang terang benderang dan berada dalam ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya. 

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat wajib ini, untuk terus berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, karena tidak ada bekal terbaik yang bisa kita persiapkan untuk dibawa menuju akhirat selain bekal keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 197:


وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ 

Artinya: Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat (QS Al-Baqarah: 197). 

Hadirin rahimakumullah,

Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt adalah dengan cara membahagiakan anak yatim, yaitu anak kecil yang belum baligh yang ditinggal wafat oleh ayahnya.

Islam menganjurkan semua umat Islam untuk memberikan kasih sayang kepada mereka.

Memuliakan dan menyantuni mereka, serta memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya. 

Hal ini merupakan warisan yang diajarkan oleh Rasulullah saw selama hidupnya. Ia merupakan sosok seorang Nabi yang sangat cinta dan sayang pada anak yatim.

Maka tidak heran jika kita sebagai umatnya dianjurkan oleh Nabi untuk merawat dan mencintai mereka dengan sepenuh hati. 

Oleh karenanya, bulan Muharram ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi kita semua untuk membahagiakan anak-anak yatim.

Sebab, Muharram merupakan bulan yang dianjurkan oleh Nabi untuk memuliakan dan menyantuni mereka, sebagai bentuk kepedulian umat Islam dan memberikan semangat kepada mereka untuk terus belajar dan berjuang dalam meraih cita-citanya.