Find Us On Social Media :
()

Kebijakan Makroprudential Bank Indonesia Beri Dampak Positif terhadap Penyaluran Kredit

- Senin, 29 Juli 2024 | 14:13 WIB

Sonora.id - Untuk menjaga stabilitas ekonomi, Bank Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan salah satunya adalah kebijakan insentif likuiditas Makroprudential berupa pengurangan giro bank di Bank Indonesia untuk memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar max 4%.

Kebijakan ini berhasil memberikan dampak positif berupa pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12.3% pada bulan Juni 2024. Angka ini melebihi target BI tahun 2024 sebesar 10-12%. Sementara di tahun 2025, target penyaluran kredit sebesar 11-13%

"Kebijakan Makroprudential memang diluncurkan menjadi kebijakan pusat dan bank penerima insentif sebagian besar berpusat di jakarta, namun penyaluran kreditnya ada di daerah, proyeknya ada di daerah" Ungkap Direktur Departemen Kebijakan Makroprudential Bank Indonesia, Nugroho Joko Prastowo dalam kegiatan Capacity Building dan media gathering 2024.

Lebih lanjut Nugroho memberikan contoh proyek pertambangan nikel di Sulawesi, proyek pangan sawit di Sumatera dan hilirisasi proyek Smelter di gresik Jawa Timur. Bank yang memberikan kredit proyek ini mendapatkan insentif. Sehingga manfaatnya dirasakan oleh daerah.

Nugroho berharap bank mempunyai semangat untuk menyalurkan kreditnya pada sektor sektor yang mendapatkan insentif sehingga rembesan manfaatnya akan dirasakan oleh daerah.

Dengan kebijakan makroprudential dari sisi penyaluran kredit adalah salah satu support pada pertumbuhan ekonomi.

“Instrumen KLM ini untuk kredit sehingga pertumbuhan ekonominya terjaga. Itu salah satu yang mensuport supaya dapat tumbuh bertahan diatas 5%”

Data Bank Indonesia menyebutkan mulai Okt 2023 hingga Maret 2024 nilai insentif yg telah diberikan sebesar 165 Trilyun. Sampai akhir 2024 jumlah insentif diperkirakan mencapai 280 Trilyun. (Friscilia L. D)